Pengamat Sorot Tajam Vandalisme Oknum Suporter Timnas Indonesia

31 Desember 2022 17:30

GenPI.co - Achmad Firdaus selaku pengamat sepak bola nasional memberikan sorotan tajam terkait aksi vandalisme oknum suporter Timnas Indonesia.

Seperti diketahui, oknum suporter Timnas Indonesia melakukan aksi vandalisme dengan merusak kaca bus Timnas Thailand, Kamis (29/12) lalu.

Terkait hal tersebut, Firdaus pun mengkritik manajemen pengamanan yang diberikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

BACA JUGA:  Ketum PSSI Minta Timnas Indonesia Lupakan Kegagalan Lawan Thailand

Firdaus menilai PSSI kembali kecolongan karena tidak bisa mengantisipasi pergerakan suporter dan mengamankan rute bus yang ditumpangi pemain Timnas Thailand saat mereka menuju Stadion GBK.

“Ini bukan lagi masalah kecolongan, karena aksi-aksi ini sudah terjadi, sering terjadi hingga tindakan preventif harusnya dilakukan, dan ini sudah terjadi berulang kali. Ini menandakan PSSI itu tidak bekerja,” kata Firdaus dari rilis yang diterima GenPI.co, Sabtu (31/12).

BACA JUGA:  Marc Klok: Timnas Indonesia Pasti Juara Piala AFF 2022!

Akademisi dari Universitas Nasional (UNAS) ini menilai, aksi kekerasan yang dialami oleh pemain Timnas Thailand menjadi contoh buruknya manajemen PSSI.

“Ini adalah contoh buruk yang kembali dipertontonkan oleh kepengurusan PSSI saat ini, selain tragedi Kanjuruhan. Dengan pola dan kejadian yang sama dan terus berulang, menandakan PSSI tidak paham persoalan,” ucapnya.

BACA JUGA:  Piala AFF 2022 Bak Neraka: Timnas Indonesia, Vietnam dan Thailand Bisa Terkapar

Hal yang tidak kalah penting, adalah statuta PSSI, yang mana tidak ada komite khusus untuk menangani suporter.

Meskipun secara teknis ada Divisi Pembinaan Suporter PSSI, hal itu seolah menjadikan suporter sebagai subordinat yang tidak penting.

"Ini lucu, bagaimana bisa suporter dilepaskan dari sepak bola. Padahal seharusnya suporter itu jadi bagian dari stakeholder yang punya peran penting bagi kemajuan sepak bola Indonesia," ungkapnya

Konsekuensinya, lanjut Firdaus, suporter ini hanya dijadikan komoditi pelengkap pertandingan, sehingga suara-suara mereka tidak pernah didengarkan. Apalagi dijadikan pertimbangan untuk membuat keputusan.

"Jadi wajarlah aksi vandal suporter ini semakin liar dan brutal. Sebab, ternyata selama ini tidak pernah dianggap. Aksi-aksi spanduk Kanjuruhan dan revolusi PSSI itu bagi saya akibat dari hilangnya rasa percaya suporter kepada PSSI," tegasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co