GenPI.co - Direktur Proliga Hanny S. Surkatty mengungkapkan alasan tidak digelarnya kompetisi kasta tertinggi bola voli tersebut di Jakarta pada musim 2023.
Sebagaimana diketahui, Ibu Kota Indonesia, Jakarta, sudah lama tidak disinggahi Proliga dalam beberapa tahun belakangan ini.
Terakhir kali Proliga digelar di Jakarta ialah pada 2016.
“Proliga ini sudah dibilang 5-6 tahun tidak di Jakarta. Kenapa? Karena pertama, saya yakin peminatnya banyak. Pasti (penonton, red) akan membludak, tetapi kondisi tempatnya tidak memungkinkan,” jelas Hanny dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (30/12).
Dia mengaku kesulitan mencari tempat untuk melangsungkan kompetisi tersebut di Jakarta dengan harga sewa yang tepat.
“Setiap daerah, seperti Yogyakarta, Bandung, dan lain-lain, itu yang namanya untuk olahraga GOR-nya (Gelanggang Olahraga, red) fasilitas diberi harga sangat bagus,” tambahnya.
Menurutnya, dengan harga yang sangat bagus untuk menyewanya, tuan rumah bisa mendapatkan profit dari gelaran tersebut.
“Akan tetapi, di Jakarta harganya sangat mahal, kapasitas sedikit, dan itu menyebabkan yang menjadi penyelenggara akan rugi,” jelas Hanny.
Dia mengatakan GOR di Jakarta makin bagus, tetapi olahraga tidak menjadi prioritas.
“Jadi, segi komersialnya saja (yang diperhatikan, red). Padahal, kan, bisa disubsidi. Kalau dilaksanakan pasti akan banyak yang hadir,” ucap Hanny.
Menurutnya, menggelar Proliga di Jakarta kalau bukan perusahaan besar yang membiayai, akan sulit.
Adapun Proliga 2023 akan digelar 5 Januari hingga 19 Maret 2023 di delapan kota di Indonesia, yakni Bandung, Purwokerto, Palembang, Gresik, Malang, Yogyakarta, Semarang, dan Solo.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News