GenPI.co - Guru Besar Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mendukung adanya revolusi sepak bola Indonesia jelang Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
Seperti diketahui, KLB PSSI akan digelar pada tanggal 16 Februari 2023 sesuai dengan arahan dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Jelang KLB PSSI, berbagai saran dari para fans sepak bola dan pengamat pun mulai bertebaran.
Widiastuti selaku Guru Besar Olahraga UNJ mengatakan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga khususnya sepak bola Indonesia jangka panjang sangatlah penting.
Pasalnya, hal tersebut akan terintegrasi dalam meningkatkan daya saing bangsa pada bidang keolahragaan.
Berangkat dari hal tersebut, dirinya meminta agar pengurus PSSI yang baru bisa melakukan revolusi sepak bola Indonesia.
“Perkembangan PSSI sepertinya perlu ada perubahan, perlu ada perbaikan yang mendasar dari tingkat bawah, mulai klub-klub terendah sampai ke klub yang bisa berkompetisi di liga utama,” kata Widiastuti dari rilis yang diterima GenPI.co, Minggu (15/1).
Widiastuti menilai, revolusi di tubuh PSSI adalah satu keharusan saat ini setelah berbagai masalah menimpa tubuh PSSI.
Masalah-masalah tersebut adalah kasus tragedi Kanjuruhan Malang, menurunnya kualitas dan prestasi Timnas Indonesia, hingga dihentikannya liga 2 dan 3.
“Ada baiknya memang melakukan revolusi. Itu sangat diperlukan, supaya harapan untuk berprestasi di PSSI itu terwujud,” ucapnya.
Selain itu, Widiastuti juga memberikan dukungan atas lahirnya Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI).
Dirinya berharap FAPSI dapat mengawal dan memberikan masukan untuk perubahan PSSI dan pembenahan sepak bola Indonesia lebih baik ke depan.
“Untuk deklarasi ini sangat baik, ini adalah tonggak awal untuk memberi masukan dari sisi akademisi dan masyarakat secara umum untuk perubahan PSSI ke depan agar lebih baik dan lebih maju, Insyaallah,” jelasnya.
Nantinya, Widiastuti meminta PSSI bisa menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan menengah dan atas dalam rangka menjaring potensi talenta muda sejak dini.
"Setiap sekolah harus ada klub olahraga khususnya sepak bola, lalu kemudian klub itu harus kompetisi, di situ anak-anak belajar menghargai kekalahan, bagaimana menghargai kemenangan," tutupnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News