Terkait Rusuh Suporter, Pengamat Sepak Bola Bela PSSI

17 Juli 2023 18:20

GenPI.co - Pengamat sepak bola nasional, Sigit Nugroho membela PSSI terkait mitigasi rusuh suporter di Liga 1.

Seperti diketahui, ajang Liga 1 2023/24 pekan ketiga tercoreng karena terjadi kerusuhan antar suporter antara Persik Kediri vs Arema FC di Stadion Brawijaya, Sabtu (15/7).

Sigit Nugroho mengatakan, PSSI selaku penanggung jawab tertinggi telah memitigasi hal tersebut lewat aturan yang telah dirilis, yakni larangan suporter tamu datang menyaksikan pertandingan langsung ke stadion.

BACA JUGA:  Persik Kediri Bantai Arema FC 5-2, Marcelo Rospide Tak Puas

Menurutnya, pada musim 2023/24, PSSI mulai melakukan perubahan untuk membawa sepak bola Indonesia lebih baik lagi ke depannya.

“Sebetulnya PSSI sudah melakukan mitigasi, saya mengapresiasi itu dengan tidak bolehnya suporter tamu datang, tapi dari situ semua tahu ada sekelompok oknum Aremania yang melanggar," kata Sigit dari rilis yang diterima GenPI.co, Senin (17/7).

BACA JUGA:  Terkait Kericuhan Fans Persik dan Arema FC, Erick Thohir Beri Sikap Tegas

"Saya berani sebut oknum karena tidak semua Aremania punya sikap yang sama, karena ini orang-orang yang sudah jelas melanggar sudah ada aturan tetapi dilanggar jadi mereka tidak bisa lagi menyalahkan PSSI,” tambahnya

Pendiri Presidium Suporter Indonesia ini mengatakan, kerusuhan antar suporter itu terjadi setelah oknum pendukung Arema FC merayakan gol yang dicetak klub berjuluk Singo Edan tersebut.

BACA JUGA:  Top Skor Liga 1 Pekan Ketiga: Bomber Mematikan Arema FC Tak Terkejar

Harusnya, kata Sigit, hal-hal semacam ini tidak lagi terjadi dalam pertandingan bola karena hal tersebut merupakan hal biasa.

Namun para suporter Persik Kediri terprovokasi oleh ulah suporter Aremania sebab telah melanggar aturan yang ditetapkan PSSI, yakni larangan suporter hadir pada laga tandang di Liga 1.

“Saya juga ada masukan lagi supaya suporter Indonesia ini tidak responsif, tidak reaktif berlebihan hanya melihat suporter atau pendukung lain bersorak gembira, meski pun ini sudah dilarang PSSI tapi kalau membandingkan dengan liga-liga Eropa agak berbeda, terutama di Liga Inggris," beber Sigit

"Mereka sudah terbiasa, sementara di sini begitu satu merayakan gol sepertinya melakukan kesalahan atau dosa besar sehingga harus dipukuli, saya pikir tidak seperti itu,” tambahnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co