GenPI.co - PP PBSI meluncurkan platform PBSI Sport Science Analytics. Sebelumnya, PBSI melibatkan konsultan manajemen profesional dalam merancang dan mengisi struktur kepengurusan PBSI.
PBSI juga melakukan rekrutmen terbuka untuk pelatih teknik, pelatih fisik, dan tim pendukung lainnya.
Ketua Umum PP PBSI Muhammad Fadil Imran mengatakan dia terus menggelorakan rencana transformasi dan inovasi dalam 100 hari pertama kepengurusannya.
“Platform yang diluncurkan saat ini bersifat rintisan, masih belum sempurna, dan akan terus dikembangkan untuk membangun ekosistem sport science yang komprehensif. Untuk itu kami juga menggandeng para profesional dan pakar,” kata Fadil, dikutip pbsi.id, Rabu (15/1).
PBSI Sport Science Analytics adalah platform berbasis website yang berfungsi sebagai pangkalan data kondisi atlet, catatan kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, kebugaran dan cedera.
Ada pula rekomendasi intervensi dan program pengembangan dari tim pendukung yang meliputi tim medis, fisioterapi, dan nutrisi.
Dalam platform ini fitur utamanya berisi input data terintegrasi, logbook dari bidang-bidang, dan komparasi atlet.
Fadil menambahkan pada tahap selanjutnya, platform ini bisa menyambungkan informasi dari tim pendukung kepada tim pengguna informasi, seperti pelatih teknik, pelatih fisik, fisioterapis, dokter, sampai katering.
Platform ini mencatat bagaimana intervensi dijalankan, serta dampaknya terhadap performa atlet.
Sebelumnya, para atlet Pelatnas PBSI menjalani serangkaian tes yang terdiri pengukuran profil medis umum, profil antropometri atau dimensi tubuh manusia.
Ini mencakup ukuran, proporsi, dan komposisinya, profil kebutuhan nutrisi, profil kebugaran dan tingkat kelelahan, komponen biomotor.
Ada pula screening aspek fisioterapis mencatat riwayat cedera, ruang gerak sendi, otot, dan kontraksi maksimal otot.
Wakil Ketua Umum I PBSI Taufik Hidayat membeberkan program pilot project ini telah dicoba Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024.
Menurut dia, dengan platform ini data akan terintegrasi dan terstruktur sehingga dapat digunakan sebagai dasar pembuatan program latihan dan intervensi lainnya.
Koordinator Tim Pendukung PBSI Nanang Kusuma mengungkapkan sport science adalah pemanfaatan sains sehingga program latihan dan intervensi lainnya lebih terukur, terdata, dan tertata.
Nanang menambahkan tahap berikutnya disiapkan screening psikologis sebagai dasar pemberian latihan mental.
Selanjutnya, screening performa teknik untuk mengetahui secara kuantitatif technical error atau enforced error.
Terakhir, yakni pematangan software untuk menentukan strategi yang dipersiapkan menghadapi setiap pertandingan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News