GenPI.co - Pelatih Persik Kediri Divaldo Alves menilai pelemparan batu yang membuat kaca bus Persik Kediri hancur kemungkinan tidak dilakukan oleh suporter.
Insiden pelemparan batu ke bus Persik Kediri ini terjadi setelah laga melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu (11/5).
"Sepertinya bukan suporter, orang luar. Mungkin anak muda yang minum atau apa, seperti itu," kata Divaldo, dikutip Selasa (13/5).
Divaldo menjadi korban dalam aksi premanisme pelemparan batu ke bus Persik Kediri setelah timnya menang dengan skor 3-0 atas Arema FC.
Dia menyebut saat pertandingan tidak ada masalah sama sekali.
Dia pun tidak mengetahui kenapa terjadi insiden pelemparan batu ke bus Persik tersebut.
"Dalam stadion, waktu kami ke sana tidak ada masalah sama sekali. Akan tetap, (pelemparan) terjadi di luar," imbuh dia.
Di sisi lain, dia mengaku tidak trauma setelah menjadi korban pelemparan bus seusai laga melawan Arema ini.
Divaldo yang baru menangani Persik pada April 2025 bahkan tidak ingin memperpanjang terkait kasus pelemparan terhadap bus pemain Persik.
"Tidak ada (trauma). Saya siap semua. No problem. Enggak ada masalah apapun," imbuh dia.
Namun demikian, dia berharap hal yang sama tidak akan terjadi lagi ke depannya.
Divaldo mengungkapkan sejumlah suporter Arema sudah meminta maaf atas insiden tersebut.
Sementara itu, Manajer Persik Kediri Mochamad Syahid Nur Ichsan membeberkan pihaknya sudah berjumpa dengan perwakilan Arema FC serta perwakilan Aremania.
"Teman-teman juga minta maaf. Dari panpel, dari Aremania, dari manajemen Arema. Kami (Persik Kediri) juga menerima. Kami juga legawa karena mungkin ini juga bukan hal yang diinginkan juga oleh mereka," ungkap Syahid.
Akibat pelemparan batu ini, kaca bagian samping bus Persik yang mengangkut rombongan pemain dan pelatih pecah.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News