Kisah Mike Tyson yang Pernah Rampok Anting Emak-emak Saat Kecil

GenPI.co - Legenda tinju dunia, Mike Tyson yang dikenal ganas dan kontroversial ini ternyata memiliki kisah masa kecil yang keras.

Pria berjuluk Si Leher Beton ini tumbuh di pemukiman kumuh di Brooklyn, New York dan pernah terlibat dalam dunia kriminal.

BACA JUGA: Sudah Mualaf, Ini Loh Alasan Mike Tyson Tak Pakai Nama Islamnya

Mike Tyson memang tak pernah malu mebicarakan masa lalunya, salah satunya ia mengaku pernah merampok ibu U-God, rapper asal Amerika Serikat yang merupakan anggota grup Wu-Tang Clan.

Dilansir dari Talksport, Mike Tyson dan keluarga U-God kebetulan tinggal di Brooklyn, kawasan paling brutal di AS pada tahun 1970.

"Di sana, mereka melakukan semua jenis cara yang pernah terlintas di benak Anda dalam menyiksa orang," ujar Tyson menceritakan lingkungannya pada saat itu.

Sebelum menjadi sukses lewat tinju, Mike Tyson mengaku sudah kenyang keluar masuk penjara terkait perkelahian, perampokan, dan pencurian sejak usia muda.

U-God yang juga tinggal di lingkungan yang sama, tidak membantah cerita Mike Tyson. Dirinya bahkan mengaku pernah menyaksikan ibanya dijambret. Namun kini, ia tak mau ambil pusing.

"Saat itu aku masih kecil, sekitar umur 8 tahun-an. Delapan atau 9 tahun-an," katanya. 

"Ya seperti itulah, tapi Anda tahu itulah manusia. Saya tidak ingin benar-benar membicarakannya. Kalau saya bertemu orangnya, pasti saya akan tertawa," lanjutnya. 

Mike Tyson yang masih mengingat kejadian itu pun tidak membantah, dan berniat membayar ganti rugi atas kejadian itu.

"Tolong sampaikan kepadanya jika bertemu denganku tolong minta ganti rugi, aku akan membayarnya," ujarnya.

BACA JUGA: Suka Main Wanita, Mike Tyson Bongkar Dirinya Kena 'Azab'

"Jika saya sampai tega mengambil anting-anting dari telinga ibumu, itu artinya Anda punya uang lebih banyak dariku," menjelaskan perbuatan nekatnya.

Beruntung Mike Tyson bisa melepaskan diri dari dunia kriminal lewat tinju yang membesarkan namanya. Meski demikian, Mike Tyson menganggap perjalanan hidupnya sebagai pengalaman berharga.(*)