Sempat Terbelit Utang, Sarjana Ganteng Ini Sukses Ternak Sapi

08 Juni 2021 07:15

GenPI.co - Sosok ganteng, Bayu Purnama Alam tidak pernah menyangka jika usahanya kini moncer.

Bagaimana tidak, Bayu yang kini menjadi Direktur PT Daya Desa Asasta melewati banyak tantangan hingga akhirnya sukses menjadi peternak milenial dan membangun sejumlah bisnis lainnya.

Dilansir dari ayobandung.com, sebelum mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan, Bayu pernah terlilit utang hingga kerugian yang mendekati Rp 2 miliar di bisnis properti pada 2015.

BACA JUGA:  Sarjana Pertanian Ini Usaha Ternak Domba, Cuannya Bukan Main

Untuk menutupi utangnya, selain bekerja di persusahaan swasta, dia menjadi driver ojek online. Selain itu, Bayu juga beternak lele, sapi, dan ayam broiler.

Padahal Bayu yang kini berusa 28 tahun, merupakan sarjana lulusan ITB.

BACA JUGA:  Lili Usaha Ayam Petelur, Bisnis Sampingan Omzet Rp 10 Juta/Bulan

Pada tahun 2016, dia bekerja di Rumah Amal Salman ITB. Pendapatannya tidak sebesar di tempat kerja yang lama, tapi Bayu yakin bekerja di lingkungan masjid akan membantu banyak orang.

Dia juga yakin jalan ini akan memberi kemudahan untuk melunasi utang-utangnya.

BACA JUGA:  Sarjana Cantik & Jago Masak, Kini Devina Sukses Bisnis Bake Haven

“Barulah tahun 2017, saya mulai beternak sapi. Karena saya kan anak kampung, hidup selalu berkaitan dengan desa. Sebelum ke Bandung, saya aktif di organisasi kemasyarakatan di desa saya di Garut,” kata Bayu yang juga founder Daya Desa Farm dan Desa Punya ini, belum lama ini, dikutip dari ayobandung.com.

Nah, ketika Bayu bertugas saat Iduladha, ada konsumen yang membutuhkan sapi berbobot 1 ton. Kebetulan, dia sedang merawat sapi ternak berbobot 1 ton juga.

“Saya tawarkan kepada konsumen dan hasilnya bagus. Saya pun bertemu dengan investor yang punya satu misi, sehingga dibangun lah peternakan sapi ini,” kenang Bayu.

Alumni Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB ini mengatakan dalam membangun peternakan sapi tersebut, dia juga menemui banyak tantangan.

Salah satunya adalah banyaknya rantai pasok. Hal ini memangkas keuntungan para peternak di desa.

“Artinya, cost yang mereka keluarkan tidak sebanding dengan apa yang mereka terima. Cost yang ditekan membuat peternak harus mencari pakan seadanya. Hal ini akan berdampak pada kualitas daging ternak,” beber Bayu.

Adanya masalah peternakan yang Bayu hadapi di lapangan tidak membuatnya pantang mundur untuk memberikan yang terbaik.

Karena itu, lewat PT. Daya Desa Asasta, Bayu berusaha untuk fokus di bidang peternakan dan pemenuhan kebutuhan pangan.

Perusahaan ini juga memberdayakan masyarakat lokal dengan memberikan binaan tentang cara beternak yang baik kepada para mitra.

“Kami membina sekitar 45 mitra peternak sapi, 17 mitra peternak ayam dan 25 mitra peternak lele organik. Perusahaan ini juga punya 35 karyawan di level manajemen,” ujar Bayu.

Bayu terus mengembangkan banyak bisnis lainnya di samping peternakan. Ia tengah menggarap bisnis F&B bernama Katuang, perkebunan sawit, dan media.

“Intinya, saya ingin menyemarakkan kalau beternak itu keren, lo. Buktinya, saya bisa keluar dari jeratan utang hingga lunas pada 2019, kemudian banyak membangun bisnis setelah satu tahun beternak sapi,” katanya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co