Disokong BRI, Bisnis Kerajinan Kayu Ayu Moncer Meski Pandemi

19 Juni 2021 00:45

GenPI.co - Ni Ketut Bakati Anggareni sukses dengan bisnis kerajinan barang rumah tangga berbahan dasar kayu, Bali Bakti Anggara.

Perempuan asal Pulau Dewata juga telah menerobos pasar dunia termasuk Amerika Serikat dan Eropa.

Bisnis kerajinan tangan dari kayu ini dirintisnya sejak 1997, dengan modal awal Rp 50 juta.

BACA JUGA:  Karena Suka Berlian, Michelle Pangemanan Sukses Bisnis Marry Me

Lokasinya berada di Kelurahan Abianbase, Gianyar, Bali.

Wanita yang memiliki nama panggilan akrab Ayu ini, menggunakan uang yang ditabungnya untuk dijadikan modal usaha tersebut.

BACA JUGA:  Sarjana Cantik & Jago Masak, Kini Devina Sukses Bisnis Bake Haven

Dia pun memproduksi hiasan dinding, meja kerja dan beberapa peralatan makan seperti mangkuk dan gelas kayu.

“Sekitar 60 persen market kami di Amerika Serikat, 30 persen di Eropa dan sisanya di Asia, termasuk pasar dalam negeri,” ujar Ayu dilansir dari laman BRI, belum lama ini.

BACA JUGA:  Dapat Modal dari BRI, Kini Omzet Bisnis Zetria Rp 200 Juta/Bulan

Aneka produk kerajinan yng dijualnya dibanderol dengan harga USD 2,5 hingga USD 100.

Dalam kondisi normal, Ayu biasanya mampu mengekspor sebanyak 30-100 kontainer dan meraup omzet hingga USD 50 ribu atau setara Rp720 juta per semester (dengan menghitung 1 dolar AS Rp 14.403).

Namun, pandemi covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia telah memberi dampak signifikan pada usaha skala UMKM, termasuk Bali Bakti Anggara.

Karena permintaan pasar yang lesu terdampak pandemi, Ayu harus melakukan sejumlah penyesuaian, termasuk jumlah pekerja.

Saat ini, dia hanya bisa mempekerjakan sekitar 23 orang, dan 12 orang di antaranya merupakan pekerja perempuan.

Perempuan usia 49 tahun ini mengaku pernah mengalami masa sulit pada 2012.

Ketika itu, usahanya terimbas perubahan tren di masyarakat. Kerajinan kayunya selama ini fokus pada kerajinan tradisional asli Bali yang banyak menampilkan kreativitas ukiran.

Namun ternyata tren di pasaran saat itu berubah, dan ini memengaruhi usahanya.

“Kami sempat terlambat mengikuti tren tersebut,” kenang Ayu.

Pada saat itu, dia mendapat bantuan dari pemerintah Belanda diikutsertakan dalam program untuk membina usaha kecil di negara berkembang.

Kesempatan itu dimanfaatkan Ayu sebaik mungkin untuk belajar dan lebih mengasah lagi kreativitas. Harapannya agar bisa menghasilkan produk-produk kerajinan kayu yang kekinian mengikuti roda zaman.

Berkat pembinaan dari pemerintah Belanda selama setahun, akhirnya usaha kerajinannya normal kembali dan lebih berkembang.

Tantangan lain yang dihadapi, ujarnya, adalah terkait shipping buyer payment (sistem pembayaran dari pembeli).

Pada masa pandemi covid-19 seperti ini, masa tunggu menjadi lebih lama yakni sekitar 60 hari dari biasanya 30 hari.

Kondisi tersebut tentu memengaruhi arus kasnya, dan dia membutuhkan tambahan modal usaha.

Kembali Ayu mendapatkan jalan keluar.

Kali ini dari BRI, dan Ayu pun mampu terlepas dari kendala cash flow dan bisa melanjutkan usahanya.

Sebenarnya Ayu sudah lama menjadi nasabah tabungan BRI. Hanya saja baru pada 2002, dia memberanikan diri meminjam modal usaha ke BRI.

“Berkat bantuan dari BRI saya sangat terbantu, karena pengaruhnya ketika kami mendapat order dari buyer. Kemudian payment-nya harus menunggu lama, maka dengan bantuan modal dari BRI itu sangat membantu,” tutur Ayu.

Setelah usahanya mulai berkembang dan mendapat pesanan lebih banyak barulah, Ayu mengajukan tambahan modal usaha kepada BRI.

Pertama kali pinjam pada 2002 sebesar Rp 300 juta.

Pemimpin cabang BRI Gianyar Jimmy Fajriansyah menungkapkan bahwa Ayu merupakan salah satu nasabah BRI yang lancar dalam mengangsur pinjaman, dan memiliki kondisi keuangan stabil.

Selain itu, Ayu juga termasuk UMKM yang mampu bertahan di masa pandemi.

“Beliau ini salah satu nasabah kami yang sudah lama, menjadi mitra kami sudah 20 tahun sejak pinjamannya kecil dan sekarang sudah meningkat terus. Pada masa pandemi ini beliau masih bisa bertahan dan menjalankan usahanya, kreativitas dan semangatnya sungguh luar biasa,” ujar Jimmy.

Selain bantuan modal, BRI juga memberikan berbagai pelatihan.

Adapun materi yang diajarkan seperti buyer matching, cara ekspor, dan marketing online.

Tidak hanya itu, BRI pun turut mendukung pengembangan usaha yakni mempertemukan dengan para buyer, saat mengikuti UMKM Expo Tahun 2019.

Berkat kegigihan dan kreativitas Ayu, Bali Bakti Anggara telah memiliki dua cabang tempat produksi yakni di Bali dan Jawa Timur. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co