GenPI.co - Meraih gelar sarjana dan sempat menajalankan usaha bimbingan belajar (bimbel) selama empat tahun, ternyata tak membuat Ikhsanudin bertahan.
Panggilan kariernya adalah bertani, dan dia mewujudkannya di kampung halamannya, di Dusun Pendem, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Tengah.
Setelah meyakinkan keluarga dengan pilihan kariernya, Ikhsanudin menjadi petani stroberi organik. Sekaligus memasarkannya.
Dilansir dari YouTube CapCapung yang diunggah 21 Maret 2021, Ikhsanudin bertani dengan basis modern untuk tanaman stroberinya.
Hal ini terlihat dari sistem pemberian nutrisi, pemupukan yang diakukan menjadi praktis dengan sokongan teknologi, dan green house.
Dia juga melakukan riset untuk mengembangkan stroberinya.
Tanaman buah dengan masa tanam 60 hari hingga menghasilkan tersebut, mampu memberikannya cuan yang menggiuran.
Bayangkan saja, dia bisa menjual stroberinya dengan harga Rp 70 ribu-Rp 80 ribu per kg.
Pemasarannya melalui toko organik, serta memiliki reseller di Yogyakarta, Semarang, dan Solo.
Ikhsanudin dan hasil panen stroberinya (foto: SC YouTube Kementerian Pertanian RI)
Dilansir dari Kementerian Pertanian RI yang diunggah 8 juli 2020 dia mengemukakan permintaan stroberinya juga sudah sampai Jakarta.
Dalam sehari dia bisa memanen 5 kg per hari di lahan seluas 800 m2.
Cuan yang diperoleh Ikhsanudin begitu menggiurkan.
“Saya berkeinginan menjadi petani yang dibutuhan negara. Apalagi Indonesia penduduknya sangat banyak. Butuh akan pangan. Pemuda harusnya mau bergerak di bidang pertanian," ujar Ikhsanudin. (*)
Kebun stroberi Ikhsanudin (foto: SC YouTube Kementerian Pertanian RI)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News