Keren, Remaja Ini Ubah Limbah Plastik Jadi BBM

01 Agustus 2021 10:01

GenPI.co - Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) mengembangkan bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan dengan bahan baku limbah plastik dan daun jeruk purut.

Anggota tim mahasiswa yang mengembangkan bahan bakar minyak dari limbah plastik, Fadhila Al Mardhiyah mengatakan limbah plastik berpotensi sebagai minyak bahan bakar untuk mengatasi kelangkaan energi berkelanjutan.

Sebab, hasil dari minyak pirolisis sampah plastik memiliki oktan yang cukup rendah.

BACA JUGA:  Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG di DIY Jateng Saat Idul Adha

Kemudian tim menambahkan bioaditif dari ekstrak daun jeruk purut, karena komponen penyusunannya banyak mengandung oksigen.

"Sehingga mampu meningkatkan pembakaran bahan bakar dalam mesin dan meningkatkan nilai oktannya," kata Fadhila seperti yang dilansir dari Antara, Minggu, 1 Agustus 2021.

BACA JUGA:  Pembatasan di Papua, Pertamina Klaim Stok BBM Aman

Kandungan oksigen dalam daun jeruk purut dapat memaksimalkan proses pembakaran pada mesin yang artinya jumlah energi yang dihasilkan akan semakin besar.

Maksimalnya proses pembakaran pada mesin, sehingga konsumsi bahan bakar pun akan semakin menurun.

BACA JUGA:  Tak Jadi Menawan, 4 Pesohor Dunia Ini Gagal Operasi Plastik

"Minyak daun jeruk purut sangat berpotensi menjadi zat aditif untuk bahan bakar minyak terutama RON 90 (Pertalite) dan RON 88 (Premium)," kata Halifah Salsabila, anggota tim lainnya.

Untuk membuat bahan bakar tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) ini mencampurkan minyak daun jeruk purut kurang dari 1 persen volume minyak hasil pirolisis.

Meskipun hasil penelitian ini masih relatif awal, potensi eksplorasi bahan alam sebagai bioaditif dan formulasi bioaditif dengan sumber bahan bakar minyak lainnya masih terbuka lebar.

Ia berharap penelitian ini dapat memberikan alternatif solusi dalam mengurangi tingginya jumlah sampah plastik di Indonesia menjadi produk yang layak bernilai ekonomi dalam rangka ketahanan energi nasional.

Selain itu, dapat membuka wawasan akan kekayaan alam Indonesia yang masih bisa dikelola potensinya.

"Juga mendukung pencapaian SDGs Nomor 7, yaitu energi bersih dan terjangkau,” kata anggota tim lainnya, Galuh Wahyu.

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Halifah Salsabila (Kimia), Galuh Wahyu Karti’a (Kimia), dan Fadhila Al Mardhiyah (Teknik Kimia), di bawah bimbingan dosen Dr Yuniar Ponco Prananto. (ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co