GenPI.co - Aditya Rochim mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaannya pada 2018.
Kondisi itu membuatnya makin sulit untuk mendapat penghasilan. Dia mengaku tuntutan perekonomian keluarga membuatnya sedih, sehingga hampir putus asa.
"Ya, bagaimanapun berhenti bekerja itu sulit," kata Aditya Rochim kepada GenPI.co, Jumat (27/5).
Bang Boim, sapaan akrabnya, lantas mendapat ide untuk membuat kopi terbaik buatannya sendiri.
Sebab, dia mengatakan sang kakak memiliki kebun kopi sendiri di wilayah rumahnya sekitar Yogyakarta.
"Kebetulan, kakak saya punya kebun kopi. Namun, dia nggak mau kasih kopi kepada saya," ujarnya.
Meski demikian, Bang Boim enggan berhenti untuk berusaha karena dukungan dari sang istri.
Menurutnya, sang istri menyemangatinya yang mana sebenarnya tidak pernah memiliki pengalaman dalam bidang kopi.
"Saya bersyukur punya istri yang mendukung. Jadi, bagaimana pun, usaha ini berkat doa istri," ucapnya.
Bang Boim mengaku akhirnya mendapat bantuan dari teman untuk mendapatkan biji kopi lokal.
Menurut dia, kopi lokal merupakan sebuah karya dari para petani agar sampai kepada penikmatnya.
"Saya belajar roasting kopi ini dari nol, benar-benar tidak ada pengalaman," tuturnya.
Setelah itu, Bang Boim mendapat kesempatan untuk datang ke sebuah gelaran pasar di Magelang, Jawa Tengah.
Bang Boim mengaku mendapat respons beragam dari masyarakat pecinta kopi.
"Reaksinya banyak, ya, mulai dari yang suka dan ada yang tidak. Sebab, saya roasting kopi yang tidak begitu kuat agar yang tidak suka bisa menyukainya," kata Bang Boim.
Selain itu, Bang Boim kini mengatakan bisnis roasting kopinya tersebut bisa menutup perekonomian keluarganya, bahkan menjadi lebih bermakna.
"Jadi, selain bisa mendapatkan penghasilan, bisnis ini menjadikan saya seorang yang lebih baik lagi untuk menata kehidupan. Sebab, ada setiap doa dari para petani di sebuah biji kopi yang akhirnya diminum," ujarnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News