GenPI.co - Ary Kurniawan harus melewati suka dan duka ketika menjalankan bisnis susu kedelai dengan mengusung nama Tiga Daun Utama.
Dia harus memulai semuanya dari nol sejak menjalankan bisnis pada 2010.
Pada awalnya, pemilik Tiga Daun Utama berjumlah tiga orang. Namun, jumlahnya berkurang.
“Kini hanya tinggal dua orang,” kata Ary kepada GenPI.co, Selasa (7/6).
Menurut Ary, susu kedelai terbilang masih langka di tempat tinggalnya di Kebumen, Jawa Tengah.
Hal itulah yang membuat dirinya menekuni bisnis susu kedelai. Pada awalnya, dirinya mengikuti usaha serupa di Kediri, Jawa Timur.
“Setelah itu, ada suatu hal yang akhirnya membuat kami merintis dari nol,” ucap Ary.
Ary mengaku pada awalnya harus berjualan secara door to door. Usahanya berbuah manis.
Jumlah pelanggan bertambah. Ary pun mengubah strategi penjualan. Dia menggunakan gerobak.
Usahanya ternyata mendapatkan sambutan baik. Bisnis yang dijalankan Ary terus berkembang.
Namun, selayaknya pebisnis lainnya, Ary juga sering menghadapi sejumlah tantangan.
Salah satu tantangan terbesar ialah ketika harga bahan baku naik. Dia berada di persimpangan jalan.
Sebab, Ary tidak bisa serta-merta menaikkan harga jual susu kedelai yang diproduksinya.
Selain itu, Ary juga menghadapi sejumlah tantangan baik saat menjalankan bisnis.
“Misalnya, staf terbaik kami keluar dan dia malah buka usaha yang sama,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Ary tidak pernah patah arang. Dia memperbaiki manajemen dan selalu berdoa.
Bisnisnya pun tidak terguncang, bahkan kian moncer. Penjualannya meningkat pesat.
“Awal jualan hanya 150 bungkus per hari. Sekarang sudah hampir 1.500 bungkus per hari. Harga per bungkusnya Rp 2.000,” ucap Ary.
Soal penggunaan kata tiga untuk nama bisnisnya, Ary mengaku memiliki filosofi tersendiri.
“Usaha harus punya tiga komponen, yakni modal, jaringan, dan skill,” ujar Ary. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News