GenPI.co - Bisnis bidang handicraft yang dikembangkan Syahrial Aman sukses menembus pasar internasional.
Syahrial Aman merupakan entrepreneur yang mendedikasikan kelimuannya dengan menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Kudus.
CEO CV Syams Indonesian Handicraft itu memulai bisnisnya pada 2018.
Syahrial menuturkan Syams sendiri berasal dari gabungan namanya. Selain itu, Syam juga bisa berarti matahari.
Filosofinya, kata Syahrial, matahari bisa memberikan manfaat besar kepada seluruh makhluk alam semesta.
Adapun nama Indonesian dan Handicraft menjelaskan soal dari mana asal pembuat dan apa produk yang dijual.
"Kami memulai investasi di bidang craft. Kebetulan ada saudara saya yang bilang 'nih investasi di tempat bak sampah'," ujar Syahrial Aman kepada GenPI.co, Selasa (21/6).
Syahrial mengatakan bisnis tersebut butuh dana yang lumayan.
Dana itu, kata dia, akan digunakan untuk membeli bahan dan membuat bak sampah dari proyek di Palembang.
"Alhasil, kami membutuhkan dana dan kami pasarkan saja, investasi. Intinya kami akan mendapatkan dividen setiap tahun," tambahnya.
Namun, Syahrial menuturkan dividen itu tak kunjung didapatnya hingga beberapa tahun.
"Akhirnya, saya ambil tasnya. Sebab, saya butuh uang untuk perputaran. Saya punya inisiatif menjual tas dengan berbagai macam motif yang disukai ibu-ibu," ucap Syahrial.
Pelan-pelan Syahrial mulai merekrut penganyam di bisnisnya.
Sebab, pasar bisnis tas craf miliknya sudah terbentuk.
Dirinya pun mulai meningkatkan produksi.
Syahrial menerangkan saat ini penganyam yang bekerja di bisnisnya mencapai 350 orang yang tersebar di 25 desa dan tiga kecamatan.
"Kemarin waktu pandemi 2020 awal cukup fluktuatif. Kami masih mendapat permintaan cukup banyak, tetapi di sisi lain ada pembatasan kegiatan (toko tutup, Red) yang membuat kami mengalami penurunan," ungkapnya.
Syahrial mengatakan produk tas miliknya punya nilai unik yang membuatnya bisa diterima pasar.
Pertama, Syahrial menjamin produknya zero waste. Dia menuturkan produk sampah plastik di bisnisnya diubah menjadi barang yang punya nilai jual.
Kedua, Syahrial mencoba mengembangkan pemberdayaan masyarakat. Dia menuturkan para pekerja bisa menganyam di rumah sendiri. Jadi, masyarakat bisa tetap berkarya dari rumah dan tidak meninggalkan kewajiban-kewajibannya yang lain.
Ketiga, inovasi dan kreatifitas. Syahrial menyebut setiap tahun pihaknya mengeluarkan produk yang baru dan berbeda dari yang lain.
"Hal itu membuat orang yang sudah membeli produk kami 2020. Mereka akan tertarik lagi untuk membeli produk terbaru karena variannya berbeda," ucapnya.
Syahrial mengungkap produknya bukan hanya diminati di pasar lokal.
Dia mengatakan produknya juga telah diekspor hingga ke pasar internasional.
"Sudah ke Jepang, Amerika Serikat, Dubai, Singapura, dan lainnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News