GenPI.co - Banyak orang berpikir bahwa menjadi pengusaha merupakan pelarian dari pekerjaan yang berat di perusahaan.
Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi Farizya Maulidyanti.
Dirinya mengaku menjadi pengusaha lantaran tidak memiliki pilihan.
Perempuan yang akrab disapa Izya tersebut mengaku tak memiliki biaya untuk kuliah. Oleh sebab itu, dirinya menjadi pengusaha di depan rumahnya sendiri.
“Aku enggak punya biaya untuk kuliah. Oleh karena itu aku berjualan, untuk memenuhi kebutuhan hidup saja awalnya,” ujar Izya kepda GenPI.co, Senin (17/10).
Izya mengatakan bahwa dirinya senang membuat berbagai makanan, khususnya makanan ringan yang digemari anak-anak remaja.
“Di rumah aku jualan roti bakar dengan berbagai varian rasa dan pisang goreng goroho khas Manado,” tuturnya.
Dirinya mengaku mendapatkan omzet Rp 10-15 juta rupiah per bulan dari hasil penjualannya tersebut. Menurutnya, menjual pisang goroho merupakan pilihan tepat.
“Sebenarnya pisang goroho itu cemilan dari Manado yang biasnaya disantap dengan sambal. Kebetulan aku asli sana, jadi mencoba membawa kearifan lokal itu,” kata dia.
Meski demikian, dirinya enggan melanjutkan pendidikan ke jejang perkuliahan. Menurut Izya, sulit untuk membagi waktu belajar dengan berjualan.
“Awalnya ingin kuliah lagi, tetapi sepertinya sudah telat. Saya sudah hampir 25 tahun, jadi lebih baik jadi pengusaha saja,” ujar Izya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News