Dulu Dibayar Sukarela, Dicky Kini Jadi Pengusaha Sukses 

04 April 2021 07:48

GenPI.co - Jatuh bangun bisnis Dicky Roynaldo tak membuat pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini Menyerah.

Jiwa pengusahanya terus membara. Kini bisnis foto wedding dibesarkan Dicky dan tiga kawan sekolahnya makin dekat dengan tangga kesuksesan.

BACA JUGAKreativitas Tanpa Batas, Jhonny Sukses di Bisnis Custom Fashion

Fonemis ialah nama PH foto wedding milik Dicky. Dibangun dengan tetesan keringat sejak 2019, kini berbuah. Bisnisnya mulai bisa dinikmati.

Dalam membangun bisnis ini, Dicky mengaku sempat berada di titik terendah di hidupnya. Terutama saat masa awal Fonemis berdiri.

“Bisnis foto wedding itu yang dijual portofolio. Kami waktu itu minim portofolio,” ujar Dicky saat dihubungi GenPI.co pada Rabu (31/3/2021).

Menurut Dicky, klien tentu akan berpikir dua kali ketika menyewa jasa fotografi, tetapi tak memiliki portofolio.

Untuk mengatasi hal itu, Dicky sampai menawarkan jasa sukarela atau bahkan gratis.

BACA JUGAKeluar dari Zona Nyaman, Wanita Ini Sukses Bisnis dari Hobi Pria

Dicky dan kawan-kawannya sampai menawarkan free foto wedding ke saudara-saudara mereka. tujuannya hanya satu, mereka punya portofolio.

Portofolio itu yang akan mereka jual ke klien-klien yang lebih besar agar percaya dengan kemampuan kru Fonemis.

Pelan-pelan bisnisnya mulai naik. Kesuksesan Dicky dalam memberi treatment kliennya menjadi kunci utama.

“Kalau kliennya puas dengan hasil fotonya, mereka pasti akan merekomendasikan ke kawan atau saudaranya yang akan menikah. Dari situ tersebar nama Fonemis,” katanya.

Dicky memang menganggap klien sebagai teman. Lulusan ilmu komunikasi di Udinus ini menilai, hubungan vendor dan klien tak bisa hanya dibangun berdasarkan unsur bisnis semata.

Justru yang dijual di bisnisnya ini ialah servis untuk kliennya, bukan hanya soal foto dan video.

“Cara ngomong ke klien, kesopanan, cara negosiasi kalau ada beda pendapat, dan lain lain. Itu yang bisa membuat hubungan vendor dan klien akrab,” katanya.

Bagi Dicky, keakraban itu memiliki nilai yang penting. Setidaknya sehari sebelum hari-H harus ada meeting final.

Ketika kru Fonemis sudah akrab dengan klien, itu akan memudahkan proses foto saat hari-H. Sebab, bagaimana pun klien itu tak selalu datang dari foto model.

Dipotret oleh orang asing pastinya akan menimbulkan kecanggungan. Jika demikian, hasil fotonya akan jelek.

Dicky menjual jasanya dengan konsep paket, ada paket foto saja, video saja, foto dan video, serta full package.

Harganya pun bervariasi, mulai Rp 2 juta hingga kisaran Rp 8 juta.

Dicky mengaku sejak bulan Agustus-September 2020, jasanya mulai ramai dipakai kembali. Efek pandemi pelan-pelan mulai memudar.

Saat kondisi sedang ramai, dia bisa satu bulan memegang delapan klien. Itu artinya, setiap minggu setidaknya ada dua klien yang harus dilayani.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co