GenPI.co - Sebanyak 17 subsektor ekonomi kreatif (ekraf) terdorong go digital dengan adanya perkembangan teknologi terutama di masa pandemi ini.
Adapun 17 subsektor itu di antaranya aplikasi, pengembang game, aristektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film.
Kemudian, animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi serta radio.
“Hampir semua goes to digital, terlepas dari beberapa produk yang sudah berbentuk digital dari awal," kata Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI Neil Al Himam, Sabtu (22/8).
Menurutnya perkembangan teknologi ini mendorong 17 subsektor tersebut.
“Ditambah dengan koneksi 5G yang akan datang, kebutuhan akan domain, cloud, dan interactive usage of internet," ucapnya.
Neil mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang menjanjikan.
Neil juga melihat tren serta teknologi mampu membuka peluang dan kreativitas baru para pelakunya.
"Ini membuka peluang bisnis juga di era digital. Dengan para pelaku yang lebih kreatif, memunculkan adanya creativepreneurship,” kata dia.
Menurut Neil, kata kuncinya adalah transformasi digital.
“Belum lagi startup kita juga sangat banyak, dengan lima unicorn dan satu decacorn. Ini membuktikan bahwa selain peluang ekonomi digital Indonesia besar,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News