GenPI.co - Mantan agen CIA Edward Snowden menyoroti langkah Facebook yang mengganti namanya menjadi Meta.
Sosok yang terkenal karena membongkar program Pemerintah AS dalam memata-matai warganya sendiri itu pun mengungkap masalah yang dihadapi oleh Facebook saat ini.
Menurutnya, keputusan Facebook mengganti namanya tidak akan mengubah fakta tentang apa yang dilakukan oleh perusahaan media sosial tersebut.
"Jangan lihat namanya, lihat perbuatannya, kerena itulah yang terjadi. because that's what matters. Dokumen tidak akan mengbah sifat dari sesuatu," kata Snowden dalam cuitan di akun Twitter-nya (29/10).
CEO Mark Zuckerberg sebelumnya mengungkapkan alasannya mengganti nama Facebook merupakan bagian dari rebranding perusahaan.
"Metaverse akan menjadi platform masa depan dan pengalaman sosial," kata Zuckerberg dikutip dari The Verge.
Namun, Snowden justru menilai bahwa Facebook sedang mencoba membangun hubungan kepada pengguna internet di seluruh dunia lewat nama barunya.
Ia menyebut prosesnya sebagai Apophenia, yang menghubungkan hal-hal yang tak terkait dalam satu konspirasi.
"Sekarang kita memahami, bahkan menerima, konsumsi informasi daring yang berlebihan berdampak pada kita sendiri yang dikonsumsi secara hiper (hyper-consumed)," papar Snowden.
Pernyataan Snowden terkait masalah yang menimpa Facebook senada dengan karyawan Frances Haugen yang menyebut Facebook menempatkan laba di atas keselamatan penggunanya.
Haugen menilai langkah Facebook mengganti namanya menjadi Meta tidak akan berdampak besar, karena masalah utama yaitu keamanan data hingga pelanggaran privasi belum juga ditangani.
"Berkali-kali Facebook memilih ekspansi dan area baru alih-alih berpegang teguh pada apa yang telah mereka lakukan," kata Frances dalam acara Web Summit di Lisbon, seperti dikutip Reuters.
Bahkan, Haugen menyebut cara kerja platform media sosial asal AS itu tidak akan sehat selama masih dipimpin oleh Mark Zuckerberg.
“Saya pikir tidak mungkin perusahaan akan berubah jika (Mark Zuckerberg) tetap menjadi CEO,” ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News