TikTok dapat Digunakan untuk Operasi Spionase, Kata FBI

05 Desember 2022 09:25

GenPI.co - Direktur FBI Christopher Wray memperingatkan bahwa platform berbagi video singkat TikTok dapat digunakan untuk operasi spionase.

Bicara dalam sebuah acara di di University of Michigan, Jumat (1/12), dia mengatakan bahwa media sosial yang tengah digandrungi di seluruh dunia itu dikendalikan oleh pemerintah China.

Karenanya, lanjut Chirs Wray, TikTok adalah masalah keamanan nasional bagi Amerika Serikat.

BACA JUGA:  Sang Anak Ungkap Kelakuan Brutal Osama Bin Laden ke Anjing

"Semua hal ini berada di tangan pemerintah yang tidak berbagi nilai-nilai kita dan yang memiliki misi yang sangat bertentangan dengan apa yang menjadi kepentingan terbaik Amerika Serikat. Itu harus menjadi perhatian kita," kata Wray.

Bulan lalu, dia juga  membahas risiko serupa, mengeklaim bahwa pemerintah China dapat menggunakan aplikasi berbagi video untuk memengaruhi atau mengontrol perangkat pengguna.

BACA JUGA:  Penampakan B-21 Raider, Pesawat Siluman Amerika Serikat yang Bikin Geger

"Ada kemungkinan bahwa pemerintah China dapat menggunakan (TikTok) untuk mengontrol pengumpulan data jutaan pengguna atau algoritma rekomendasi, yang dapat digunakan untuk mempengaruhi operasi," kata Wray kepada anggota parlemen AS.

Menurut majalah Time, undang-undang keamanan nasional di China mewajibkan perusahaan swasta yang beroperasi di negara tersebut untuk memberikan data mereka kepada pemerintah jika diminta. 

BACA JUGA:  Nih Lirik dan Chord Lagu Care Bebek yang Viral di TikTok

Kekhawatiran Amerika seputar keamanan aplikasi tetap ada sejak TikTok diluncurkan enam tahun lalu dan menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di AS pada 2018.

Namun, pada Juli tahun ini, TikTok memberi tanggapan atas pertanyaan sebelumnya dari otoritas AS.

Perusahaan itu  mengatakan bahwa pada pertengahan Juni bahwa semua datanya pada pengguna di Paman Sam sekarang disimpan di server berbasis di AS yang dioperasikan oleh perusahaan Amerika Oracle.

TikTok juga mengonfirmasi klaim yang dibuat dalam artikel BuzzFeed bahwa karyawan yang berbasis di China memiliki akses ke data pengguna AS.

Namun hal itu tetapi hanya dalam "kontrol keamanan siber yang kuat dan protokol persetujuan otorisasi" yang diawasi oleh "tim keamanan berbasis di AS" perusahaan.

Perusahaan itu  menegaskan kembali kepada para senator bahwa Partai Komunis China (PKC) tidak pernah meminta data pengguna Amerika.

"Kami belum memberikan data pengguna AS ke PKC, kami juga tidak akan melakukannya jika diminta," katanya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co