GenPI.co - Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan alat pendeteksi dini tsunami yang diberi nama Observatorium.
Mereka ialah Abdul Hadi, Mohammad Naufal Al Farros, dan Nindya Eka Winasis yang tergabung dalam tim Sapu Jagad.
Inovasi yang mereka ciptakan diberi nama Observatorium. Alat itu bisa mendeteksi bencana alam tsunami sekitar 30 menit lebih awal.
Hadi menjelaskan Observatorium bisa mendeteksi tsunami melalui infrasound dengan frekuensi rendah.
“Infrasound kami jadikan sebagai sumber deteksi karena memiliki beberapa keunggulan,” kata Hadi sebagaimana dilansir laman ITS, Selasa (20/12).
Inovasi yang diciptakan Hadi dan kawan-kawan didesain membentuk elemen segi lima.
Elemen itu akan dipasang di atas tanah dan diberi jarak 1-3 kilometer satu sama lain.
Setiap elemen memiliki sensor untuk mendeteksi sumber infrasound dan filter noise reduction.
Observatorium yang diciptakan tiga mahasiswa ITS akan bekerja dengan tiga proses, yakni deteksi, asosiasi, dan lokalisasi.
“Jika Observatorium kami direalisasikan dan digunakan di Indonesia, bisa lebih banyak pula nyawa yang bisa diselamatkan sebelum terjadi tsunami,” kata Hadi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News