GenPI.co - OpenAI, pembuat ChatGPT, ingin menggabungkan sistem kecerdasan buatannya ke dalam tubuh robot humanoid sebagai bagian dari kesepakatan baru dengan startup robotika, Figure.
Figure yang berbasis di Sunnyvale, California mengumumkan kemitraan tersebut pada hari Kamis bersama dengan pendanaan modal ventura sebesar USD 675 juta dari grup yang mencakup pendiri Amazon Jeff Bezos serta Microsoft, pembuat chip Nvidia dan divisi pendanaan startup Intel dan OpenAI.
Figure berusia kurang dari dua tahun dan belum memiliki produk komersial, namun ia membujuk para pendukung industri teknologi yang berpengaruh untuk mendukung visinya dalam mengirimkan miliaran robot mirip manusia ke tempat kerja dan rumah di seluruh dunia.
“Jika kita bisa membuat humanoid melakukan pekerjaan yang tidak ingin dilakukan manusia karena kekurangan manusia, kita bisa menjual jutaan humanoid, mungkin miliaran,” kata CEO Figure Brett Adcock kepada The Associated Press.
Dilansir AP News, bagi OpenAI, yang berkecimpung dalam penelitian robotika sebelum beralih fokus pada model bahasa besar AI yang mendukung ChatGPT.
Kemitraan ini akan “membuka kemungkinan baru tentang bagaimana robot dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari,” kata Peter Welinder, wakil perusahaan di San Francisco, presiden produk dan kemitraan, dalam pernyataan tertulis.
Ketentuan finansial dari kesepakatan antara Figure dan OpenAI tidak diungkapkan.
Kolaborasi ini akan membuat OpenAI membangun model AI khusus untuk robot humanoid Figure, kemungkinan berdasarkan teknologi OpenAI yang sudah ada seperti model bahasa GPT, generator gambar DALL-E, dan generator video baru Sora.
Hal ini akan membantu “mempercepat lini masa komersial Figure” dengan memungkinkan robotnya “memproses dan berpikir berdasarkan bahasa,” menurut pengumuman Figure.
CEO OpenAI Sam Altman mengisyaratkan minat baru terhadap robotika dalam podcast yang dibawakan oleh salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates dan dirilis awal tahun ini.
Altman mengatakan perusahaannya mulai berinvestasi pada platform perangkat keras robotika yang menjanjikan setelah sebelumnya meninggalkan penelitiannya sendiri.
“Kami memulai robot terlalu dini sehingga kami harus menunda proyek itu,” kata Altman kepada Gates, sambil mencatat bahwa “kami berurusan dengan simulator yang buruk dan kerusakan tendon” yang mengganggu pekerjaan perusahaan lainnya.
“Kami makin menyadari dari waktu ke waktu bahwa yang pertama-tama kami butuhkan adalah kecerdasan dan kognisi, dan kemudian kami dapat mencari tahu bagaimana kami dapat menyesuaikannya dengan fisik,” katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News