Menangkap Peluang Bisnis Makanan Saat Ramadhan, Ini Strateginya

13 Mei 2019 09:07

GenPI.co - Momentum Ramadhan dimanfaatkan para pelaku usaha atau pebisnis kuliner, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk meraup pundi-pundi rupiah.

Aneka produk jajanan hingga kudapan berbuka puasa dijual dengan harga bersaing. Namun bagaimana strategi yang harus dilakukan?

Deputi bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria Simanungkalit mengatakan, agar para pelaku UKM bisa menentukan segmentasi pasar yang mau disasar. Sebab setiap segmen memiliki strategi berbeda pula.

Baca juga:

Lucu, Ada Ikon Wayang di Baju dan Botol Minuman Kemasan Ini

Ingin Wajah Segar, Minuman Ini Baik Jaga Kesehatan Kulit

“Itu yang sering tidak dilakukan oleh UKM. Misalnya jualan kolak si depan rumah sama di sekolahan berbeda. Kalau di depan rumah mungkin sasarannya para pengendara mobil. Jadi harus menyiapkan kemasan yang praktis dan kembaliannya juga,” tutur Victoria.

Strategi selanjutnya, menurutnya adalah penempatan dan produk yang dihasilkan. Ia mencontohkan orang berjualan takjil untuk kalangan anak sekolah dengan orang kantoran tentu takaran dan kemasannya berbeda.

Selain itu para pelaku usaha makanan perlu memperhatikan kualitas produknya. Artinya harus memenuhi standar sehat dengan sertifikasi halal. Misalnya dari segi pengawetan dan pewarnaan harus melalui izin Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Mereka pun wajib mengikuti proses bisnis yang sehat dan jujur.

“Bagi UKM yang mikro memang tantangannya cukup besar. Mereka cenderung ingin memanfaatkan situasi, yang penting murah tapi gak ada nilai uniqueness. Sehingga hanya mencukupi kebutuhan hidup sebulan saja,” pungkasnya.

Sementara itu, pakar perilaku konsumen, Yongky Susilo menjelaskan posisi UKM selama Ramadhan sangat strategis.

 
Yongky Susilo (foto: dok. pribadi)

Selain menyediakan harga yang sangat terjangkau, mereka memiliki konsep home industry yang lebih ekonomis. Namun, para UKM perlu memiliki merek dagang untuk memasarkan produk mereka.

“Strateginya tetap kalau belum punya merek harus kerja keras distribusi. Bisa mulai pakai online atau sosial media. Selain itu penampilan (packaging) harus menarik,” ucap Yongky kepada GenPI.co.

Menurut Yongky, pentingnya memiliki label atau merek adalah untuk menciptakan sebuah nilai produk (brand value).

Lewat sebuah merek pula akan mematenkan hak cita rasa otentik dan kemasan. Dengan demikian sebuah produk akan mudah dikenal konsumennya.

 

Tonton juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co