Menikmati Sejarah dan Idul Fitri di Masjid Baiturrahim Gorontalo

05 Juni 2019 07:31

GenPI.co - Pagi ini, ribuan warga Gorontalo memenuhi masjid, halaman hingga jalan untuk Salat Idul Fitri. Keramaian juga terlihat di Masjid Baiturrahim yang setiap tahun dua kali diluberi jamaah hingga melebihi daya tampung yakni Lebaran dan Idul Adha.

Masjid tua yang sudah berdiri sejak tahun 1627 ini tak henti dijejali jamaah. Kondisi ini sudah ratusan tahun berulang sejak Sultan Botutihe memindahkan ibu kota kerajaan Hulontalo (Gorontalo) dari tanah Tuladenggi di Dungingi ke Kota Gorontalo saat ini.

Baca juga :

Jika Bagian dari Illuminati, Masjid Al Safar Punya 15 Simbol Ini 

Dugaan Lambang Illuminati di Masjid Al Safar, Ini Faktanya 

Ridwan Kamil Tangkis Tuduhan Masjid Al-Safar Simbol Illuminati 

Salat Idul Fitri hari ini diimami oleh Ridwan Jama, qari nasional asal Gorontalo dan khatib oleh Dr Lahadji, Rektor Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo, serta bilal seorang syaraadaa Masjid Baiturrahim. "Masjid ini tak pernah sepi dari dulu, selalu dipenuhi jamaah," kata Baharuddin, jamaah asal Ipilo,  Rabu (5/6/2019).

Sebagai pusat peradaban, Masjid Baiturrahim didesain sejak awal berada di tengah kota, bahkan di sisi timur, tepatnya di seberang jalan, dulunya adalah istana kerajaan, sayangnya istana ini sudah tidak ada lagi.

Nuansa budaya Gorontalo sangat kental terihat pada arsitektur masjid, seperti atap bertingkat tiga serta pengumuman tata cara Salat idul Fitri yang menggunakan bahasa Gorontalo. "Petugas masjid seperti syaraadaa juga mengenakan baju khasnya, ini sangat menarik," ujar M Cahyadi, warga Makassar yang juga salat di masjid ini.

Tidak hanya itu  di sisi barat masjid terdapat makam raja-raja Gorontalo dan kadi atau imam masjid. Setiap jamaah masjid bisa ziarah ke makam ini, kubur-kubur tua yang sudah tidak dikenali meninggalkan jejak nisan dalam bentuk menhir, juga pagar yang bentuknya unik, struktur yang meneruskan arsitektur pra-Islam Gorontalo. "Pada masa kerajaan, Masjid Baiturrahim adalah tempat yang strategis secara sosial dan ketatanegaraan," kata Karim Laiya, pemangku adat (baate) Gorontalo.

Hingga ratusan tahun sejak berdirinya, Masjid Baiturrahim tetap menjadi bangunan yang penting, bahkan banyak peziarah dari luar daerah yang berkunjung tak hanya di Hari Raya Idul Fitri saja, melainkan di hari biasa juga membludak. Masjid Baiturrahim telah berusia ratusan tahun, bangunan fisiknya telah berganti, termasuk saat gempa besar menghantam Gorontalo pada tahun 1942 yang meruntuhkannya. Namun hingga kini pesonanya tak pernah hilang, selalu dirindukan jamaah dan juga peziarah dari berbagai daerah.


Tonton lagi :



Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ardini Maharani Dwi Setyarini

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co