Selama Libur Lebaran, Desa Torosiaje Ramai Dikunjungi Wisatawan

11 Juni 2019 08:26

GenPI.co – Sejak libur Hari Raya Idulfitri hingga saat ini, perkampungan Desa Torosiaje dipadati wisatawan dari berbagai daerah di sekitar Gorontalo dan Sulawesi Tengah.

Mereka yang datang berwisata umumnya adalah keluarga yang datang secara berkelompok, membawa anak-anak yang masih libur sekolah untuk dikenalkan kepada kehidupan dan budaya Suku Bajau yang ada di desa ini.

Kehidupan Suku Bajau   Desa Torosiaje memang sangat menarik untuk diamati oleh orang dari luar yang memiliki kebudayaan agraris, karena Suku Bajau merupakan kelompok masyarakat yang berbudaya bahari.

Perbedaan budaya ini menambah khazanah ilmu pengetahuan para wisatawan. Apa lagi desa Torosiaje ini berada di tengah laut dengan rumah dan jalan berdiri di atas ribuan tiang-tiang pancang.

“Dari dermaga kecil di Desa Torosiaje Jaya yang ada di daratan, kami menyeberangi laut menuju Torosiaje Laut yang berada di tengah laut,” ujar Masna Nuna (39), wisatawan yang datang dengan keluarga, Selasa (11/6).

Baca juga:

Festival Gebyar Ketupat Gorontalo Dipusatkan di Atinggola 

Berkah bagi Tukang Reparasi Sepatu di Hari yang Fitri 

Prosesi Adat di Paguat saat Rayakan Idul Fitri 

Dengan menumpang perahu ojek laut dengan sewa Rp5 ribu per orang, wisatawan diantar hingga ke perkampungan. Saat meninggalkan daratan Sulawesi, kanan kiri dermaganya dipenuhi hutan mangrove yang menghijau subur.

Sepanjang pesisir desa-desa yang didiami Suku Bajau serumpun, mangrove masih terjaga, bahkan warga Bajau terus mempertahankan keberadaan hutan ini meskipun banyak tantangan dan godaan untuk membongkar dijadikan lahan tambak.

“Hutan mangrove dan kehidupan Suku Bajau tidak bisa dipisahkan,” kata Rena Pasandre, warga Desa Torosiaje Laut yang mengubah rumahnya sebagai homestay yang indah untuk wisatawan.

Sebagai suku bahari, warga Desa Torosiaje memang menggantungkan sepenuhnya kehidupan kepada laut. Sehari-hari mereka mencari ikan di sekitar perkampungan, juga memelihara bawal dengan jarring apung di halaman depan rumah.

“Kunjungan wisatawan ke desa kami akan semakin ramai hingga hari raya ketupat,” ujar Rena Pasandre.

Untuk melayani para pengunjung ini, warga dan Pemerintah Desa Torosiaje Laut berupaya mengupayakan fasilitas yang lebih baik, penyediaan perahu untuk keliling kampung, mengoptimalkan pelayanan dan keselamatan pengunjung.

Para wisatawan umumnya menikmati desa di tengah laut ini dengan keliling jalan-jalan kayu yang ditopang tiang di atas laut, menikmati kuliner yang serba laut. Juga ada yang menyewa perahu warga untuk kleiling desa dari atas permukaan laut, mengunjungi hutan mangrove yang masih perawan dan juga memancing di sekitar perkampungan.

Desa Torosiaje laut ini menawarkan suasana yang berbeda, budaya bahari yang sangat kental dengan kisah-kisah uniknya.

Untuk wisatawan yang ingin menginap, Rena Pasandre dan juga warga lainnya telah menyediakan rumahnya. Fasilitas standar akan menyamankan liburan hidup di atas laut. Angin dan air asin menyapa setiap sepanjang hari, menawarkan kesejukan dari dunia yang berbeda, dunia bahari yang masih lestari.

Simak juga video menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co