GenPI.co - Kawasan Indonesia Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak wisata menawan dan asri.
Salah satunya Situs Megalitik Khulutiyauw terletak di Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua.
Situs megalitik ini memiliki pemandangan indah dan pastinya pengunjung akan merasakan pengalaman berbeda saat berkunjung ke sana.
Sekeliling Bukit Khulutiyauw berupa hamparan savana menghijau dan dapat melihat Danau Sentani dari kejauhan.
Dari puncak bukit ini, pengunjung akan bisa langsung melihat pemandangan di area indah lokasi tersebut.
Peninggalan megalitik di Bukit Khulutiyauw berupa menhir dan papan batu.
Kedua benda megalitik digunakan sebagai media pemujaan terhadap roh nenek moyang di masa prasejarah.
Papan batu dan menhir berada di lokasi paling tinggi di Situs Khulutiyauw dengan tinggi menhir 57 cm dengan lebar 28 cm.
Papan batu yang diduga sebagai media pemujaan leluhur berukuran panjang 180 cm, lebar 134 cm dan tebal 34 cm yang berada pada ketinggian 90 mdpl.
Selain memiliki destinasi wisata sejarah berupa situs megalitik di Bukit Khulutiyauw, Kampung Abar juga populer sebagai desa penghasil gerabah tradisional.
Setiap tahun masyarakat Kampung Abar juga menggelar Festival Makan Papeda dalam Gerabah.
Mereka menyajikan papeda dengan ikan louhan goreng, ikan kuah kuning, olahan ulat, jamur sagu, ikan mujair presto, dan stik ikan gabus yang diambil dari Danau Sentani.
Untuk sampai ke situs megalitik tersebut, pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak sekitar 30 menit.
Pengunjung dapat mencapai Kampung Abar dengan naik perahu motor selama 15 menit dari Dermaga Yahim, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
Bisa juga melewati jalan lingkar selatan Danau Sentani yang menghubungkan Distrik Heram, Kota Jayapura hingga Kampung Abar.
Jika lewat jalan lingkar selatan, wisatawan akan melewati destinasi wisata Danau Love, Papua.
Jalan lingkar selatan ini melewati obyek wisata Danau Love, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Danau Love bisa melanjutkan kunjungan ke Kampung Abar untuk membeli oleh-oleh gerabah atau menikmati kuliner khas Abar.
Namun, jalan lingkar selatan ini masih berupa jalan tanah, sebagian berlubang dan beberapa titik longsor oleh aliran air hujan.
Jalan lingkar selatan ini hanya dapat dilalui kendaraan roda dua, itupun saat kondisi kering tidak hujan.
Saat hujan, jalan tanah liat licin dan banyak kubangan lumpur.
Anda juga harus berjalan kaki sekitar 30 menit menyusuri jalan kampung, kemudian dilanjutkan dengan melewati jalan setapak di kaki bukit yang keseluruhannya ditumbuhi rumput ilalang. Happy Traveling.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News