GenPI.co - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menjelaskan bahwa Tour de PDRI bukan pengganti Tour de Singkarak (TdS) yang batal digelar.
Hal ini disampaikan Mahyeldi saat pelepasan pebalap yang mengikuti ajang Tour de PDRI di Gedung Juang 45 Padang, Senin (13/12).
Ia pun menegaskan bahwa Tour de PDRI merupakan ajang baru yang memadukan faktor historis, wisata, pendidikan, budaya dan ekonomi.
"Ini bukan pengganti TdS tapi ajang baru untuk mengingat perjuangan bangsa,” ujar Mahyeldi.
Sementara itu, pihaknya juga akan melakukan persiapan untuk ajang TdS.
“Nanti untuk TdS kita siapkan lagi," sambungnya.
Lebih lanjut, Mahyeldi mengungkapkan ajang PDRI akan dikembangkan lagi sebagai wisata sejarah yang bisa dinikmati oleh wisatawan khusus.
Ia menegaskan bahwa PDRI adalah tonggak keberlanjutan Republik Indonesia saat agresi Belanda II.
Ketika itu pemimpin Indonesia ditangkap Belanda hingga membahayakan kelangsungan NKRI.
PDRI yang dipimpin Ketua Syafruddin Prawiranegara menyelamatkan NKRI. Menginformasikan ke dunia internasional bahwa Negara Indonesia masih ada.
"Inilah yang ingin kita sampaikan dan ingatkan pada generasi muda Indonesia bagaimana pentingnya peran PDRI dalam sejarah bangsa," ujarnya.
Tour de PDRI diikuti oleh 60 peserta permanen dari TNI dan Polri, ditambah komunitas dan VVIP.
Nantinya, peserta Tour de PDRI akan melewati tujuh daerah di Sumbar mulai dari Bidar Alam Kabupaten Solok Selatan, Pulau Punjung Dharmasraya, Sumpur Kudus perbatasan Sijunjung dan Tanah Datar, Bukittinggi, Payakumbuh dan finish di Koto Tinggi Kabupaten Limapuluh Kota.
Mahyeldi berharap kegiatan itu akan menjadi ajang tahunan yang akan lebih meriah lagi ke depan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News