Menengok Ponpes Al Anwar Rembang, Nafas Islam Santun Mbah Maimun

07 Agustus 2019 19:31

GenPI.co - KH Maimun Zubair kerap disapa Mbah Maimun atau Mbah Moen meninggal dunia kemarin, Selasa (6/8) pagi dini hari, saat tengah melakukan salat tahajud di Makkah.

Semasa hidupnya, Mbah Maimun terkenal sebagai seorang alim, faqih, sekaligus muharrik (penggerak). Mbah Maimun juga terkenal sejak umur 21 tahun meninggalkan kampung halamannya di Rembang, Jawa Timur.

Mbah Moen adalah pimpinan dari Pondok Pesantren Al - Anwar Sarang yang ada di Rembang, Jawa Tengah. Pondok pesantren ini didirikan oleh KH Maimoen Zubairsudah atau sang ayah dari mbah Maimun. Sudah berdiri sejak 1967 hingga kini.

Baca juga :

3 Kuliner Rembang Wajib Coba, Nomor 2 Konon Favorit Mbah Maimun

Merinding, Langit Makkah Teduh Saat Maimun Zubair Meninggal Dunia

Mengejutkan, KH Maimun Zubair Sudah Prediksi Hari Kematiannya

Pondok pesantren Al-Anwar memiliki nama sebutan lain antara lain yakni pondoke mbah Maimun atau mba Moen Sarang, ada juga yang menyebutkan Pondoke Mbah Kholil Remabang atau nama daerah pondok pesantren itu.

Memang ternyata para tetangga lebih suka menyebut pesantren ini dengan nama kiai pengasuhnya atau nama daerah yang lebih familiar didengar. 

Dari data yang ada di akun resmi ponpes Al-Anwar, jumlah santri yang ada di ponpes mbah Moen memiliki 3.210 santri, anatara lain 2456 santri laki - laki dan 754 santri perempuan.

Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, didirikan oleh leluhur Mbah Maimun (Foto : Istimewa)

Tata cara yang wajib dilakukan di pesantren ini adalah membahas persoalan masa kini dengan membedah kitab kuning. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kitab kuning merupakan tulisan Arab tanpa harakat, kitab ini menjadi salah satu pengajaran utama di pondok pesantren.

Kegiatan tersebut biasa dilakukan setiap minggu, agar santri terbentuk menjadi seseorang yang siap menghadapi segala macam persoalan di masa kini tanpa menghilangkan unsur keislamannya. 

Bangunan ponpes tersebut pun terlihat teduh dengan cat warna hijau selang-seling tua dan muda. Bukan tanpa maksud, ternyata cat tersebut menggambarkan jika ponpes Al Anwar diperuntukkan bagi semua khayalak. Baik tua maupun muda yang ingin menimba ilmu agama di sana.

Melansir dari AIS Jawa Tengah, Ponpes Al Anwar ternyata dibangun di tengah kondisi masyarakat yang belum rutin mengerjakan salat 5 waktu dan minimnya pengetahuan tentang Alquran. Sekitar 1977, pondok ini awalnya merupakan musala dari anyaman bambu. Para tetangga sekitar yang kerap mendengar lantunan kitab suci rupanya satu demi satu tergerak untuk menunaikan kewajiban beribadah sebagai muslim. Tanpa harus ada kekerasan, pendiktean, Ponpes Al Anwar sukses menciptakan lingkungan ruhani yang tergerak dari hati sendiri. 

Mengikuti perkembangan zaman, Ponpes Al Anwar kini sudah memiliki 3 model pesantren yang mempunyai tujuan berbeda. Ponpes Al Anwar I dikhususkan bagi santri yang ingin menimba ilmu agama murni. Sementara Ponpes Al Anwar II menjadi wadah bagi santri yang ingin mendalami sains dan teknologi tanpa meninggalkan unsur ilahiah. Ponpes Al Anwar III merupakan perguruan tinggi yang mencetak sarjana penuh karunia Islam sebagai agama Rahmatan Lil'Alamin.

Luar biasa kan kharisma Ponpes Al Anwar yang dibangun oleh leluhur Mbah Maimun ini? Kamu yang ingin menimba ilmu agama jadi lebih baik bisa mendatanginya langsung ke Rembang. 

Video seru hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co