Namanya Bikin Elus Dada, Kuliner Aceh Ini Masuk Warisan Tak Benda

10 Oktober 2019 21:45

GenPI.co - Berjalan- jalan ke Pulau Simeulue, Aceh jangan lupa mencicipi kuliner khasnya, yaitu Memek. Kuliner ini sudah dinobatkan menjadi salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

Mendengar nama kuliner ini, mungkin banyak masyarakat bakal jengah. Bagaimana tidak, di Indonesia kata tersebut merupakan slang dari sebutan kelamin perempuan. Meski demikian, banyak warga penasaran bagaimana bentuk dan cita rasa dari kuliner tersebut?

BACA JUGA : Mengintip Bukit Lhok Eumpe Aceh yang Menenangkan Jiwa

BACA JUGA : Mi Aceh Siap Jadi Makanan Nomor Satu Terlezat di Dunia

BACA JUGA : Main PUBG di Aceh Dirajam, Arab Saudi Malah Gelar Turnamennya!

Kali ini GenPI.co akan merangkum beberapa fakta dari kuliner Memek yang menjadi fenomenal. Dilansir dari berbagai sumber, ini dia 4 faktanya.

Namanya punya arti mengunyah

Walau memiliki nama yang cukup unik, dilansir dari Kompas, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simeulue, Abdul Karim menjelaskan, Memek berasal dari bahasa daerah, yakni mamemek yang berarti mengunyah-ngunyah. Namun, sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat menyebut nama makanan ini sebagai Memek.

Bentuknya mirip bubur

Kuliner Memek memiliki bentuk seperti bubur, namun dengan tekstur yang tidak terlalu lembut. Masyarakat setempat dapat menyantap makanan ini baik dalam keadaan panas atau pun dingin.

Membuatnya cukup mudah

Makanan ini terbuat dari beras ketan yang disangrai. Setelah itu dicampurkan dengan pisang yang telah dihaluskan. Masih dalam kondisi ketan yang keras, berikan santan yang telah dipanaskan, lalu tuangkan gula dan garam sebagai penyedap tambahan. Tunggu hingga mendidih dan memek pun siap disantap.

Sering muncul saat bulan Ramadhan

Walau sudah cukup mudah didapatkan, kuliner satu ini lebih mudah lagi ditemukan saat bulan Ramadhan tiba. Masyarakat setempat biasanya membuat memek tersebut dalam jumlah besar. Rasanya yang manis membuat sajian ini menjadi hidangan berbuka puasa. Untuk kamu yang ingin mencoba kuliner ini juga bisa mendapatkannya di berbagai kafe yang ada di daerah Pulau Simeulue dan dibanderol dengan harga Rp 5.000 saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co