Nyali Ciut di Eks Penjara Huis Van Behauring Riau, Asli Angker!

14 Oktober 2019 19:45

GenPI.co - Ternyata, pada tahun 1883, Belanda telah membangun sebuah penjara yang dikenal dengan nama Huis Van Behauring. Lokasinya berada di Jalan Pahlawan, Kota Bengkalis, Provinsi Riau. Penjara inilah yang digunakan untuk menyekap para pemberontak dan pembangkang terhadap pemerintahan Belanda. 

BACA JUGA : Aokigahara, Hutan Horor Tempat Populer untuk Bunuh Diri

Suasana angker mengiringi langkah ketika malam itu GenPI.co, Jumat (11/10) memijakan kaki di bangunan gaya khas Eropa. Pada zamannya bangunan itu didesain oleh arsitek asal Portugis. Berbentuk huruf 'U' dengan ruang tahanan berjumlah 25 buah, kini  tinggal menyisakan 24 bangunan.

BACA JUGA : Cerita Horor : Kisah Lahan Angker Mencari Tuan di Bekasi

Cerita kekejaman Belanda mengalir di tempat ini. Konon menurut kisahnya pada masa lalu penjara ini dihuni para kriminal dan pembangkang yang ada di sekitar wilayah Bengkalis dan bagi para pejuang yang berasal dari daerah lain di Indonesia.

Kisah ‘Rumah Orang Berantai’ terlintas di benak kami. Konon menurut cerita pada jaman penjajahan rantai adalah alat yang digunakan pegawai penjara untuk merantai kaki dan tangan para tahanan. Selain itu para tahanan juga ada yang tidak diberi makan. Akhirnya mengakibatkan banyak para tahanan yang meninggal di dalam sel.

Pada malam itu di pintu gerbang penjara petugas keamanan, Efdi Wobowo menyambut kedatangan kami. Ia memberi saran agar kembali datang pada besok pagi atau siang hari. "Kalau bisa datangnya pagi atau siang aja. Penjara ini kalau malam gelap di bagian dalam gedung tak ada listrik untuk menerangi lampu," ia menyarankan. 

BACA JUGA : 3 Pulau Horor Ini Ternyata Tak Jauh Dari Jakarta

Namun setelah berdiskusi akhirnya petugas keamanan penjara itu memberi izin kapada kami untuk memasuki gedung bersejarah itu. “Baiklah kalau begitu silahkan masuk. Saya kira tadi mau buat film  ‘Dunia Lain’. Hati-hati ya, saya tak bertanggung jawab kalau ada hal aneh-aneh. Di sini angker,” tutur Efdi.

Setelah memasuki penjara Huis Van Behauring terlihat 24 ruangan yang dulunya digunakan para tahanan. Warna tembok putih menambah suasana horor. Pintunya terbuat dari besi ada juga sebagian menggunakan kayu. Jendela pada bangunan sel menggunakan jeruji besi ditambah daun jendela kayu warna abu-abu.

Rasa tegang bercampur penasaran menghantui kami ketika menapakan kaki di setiap lorong ruang tahanan itu. Bidikan kamera mulai kami arahkan ke salah satu kamar yang konon ceritanya pernah digunakan sebagai ruangan gantung diri.

Rasa was-was semakin menghampiri ketika lampu blitz kamera mendadak tidak bisa hidup. Tanpa pikir panjang akhirnya kami menggunakan lampu senter dari gawai untuk membantu penerangan ketika menelusuri lorong-lorong itu. 

Perasaan cemas terus menghantui. Bayangan mahluk astral seakan-akan memantau kehadiran kami. Aroma mistis semakin kuat ditambah lagi mendengar kisah horor yang disampaikan oleh sang penjaga penjara, Efdi.

"Sekitar tahun 2015-2017 ada pekerja dari Jawa datang ke sini untuk merenovasi penjara ini. Bangunan yang sudah rapuh diperbaiki harus seperti bangunan pada bentuk awalnya. Jadi kami sedang menumbuk genting untuk bahan dasar bangunan itu. Pada malam hari para pekerja masih juga menumbuk bahan. Tiba-tiba di salah satu bagian ruangan terdengar juga ada suara orang yang sedang menumbuk. Nama tukangnya Pak Edi, dia sampai stress mengalami kejadian itu," tutur Efdi. 

"Ada juga kawan saya, dia sok bagak (berani) datang malam-malam kesini, akhirnya kawan saya melihat penampakan orang gantung diri di kamar tahanan nomor satu. Kamar itu paling angker, kalau kalian [GenPI.co] mau melihat silahkan lihat sendiri. Kalau malam saya tak berani kesana," Efdi mengungkapkan. 

Malam itu Efdi juga mengisahkan, beberapa waktu lalu ada juga tamu yang datang ke penjara tengah malam. Kedatangannya untuk meminta nomor judi. Namun sebelumnya Efdi sudah mengingatkan, bahwasannya tempat itu memang angker, tapi tamu yang datang tetap nekat mencari nomor judi. 

“Kami kaget, tiba-tiba orang yang mencari nomor togel (judi) itu berlari mengelilingi gedung penjara ini, lalu orang itu dilempang (pukul) oleh mamak saya dan akhirnya sadar. Sejak kejadian itu, dia tak pernah lagi datang,” tutur Efdi.

Selain itu Efdi juga menceritakan, ketika sedang tidur pernah beberapa kali bermimpi hal-hal berbau mistis. Dalam mimpinya ditunjukan ada benda-benda antik, lokasinya di belakang penjara. Kemudian ia mendadak sontak terbangun dari tidurnya dan mendatangi lokasi yang tergambar dalam mimpi. Di lokasi itu ia mendapatkan sebuh kunci kuno warna kuning emas.

“Saya lagi tidur bermimpi berjalan di belakang penjara di dekat pokok (pohon) sawit. Nah, dalam mimpi saya diberi petunjuk di situ ada kunci kono. Tiba-tiba saya bangkit dari tidur dan berjalan ke pokok sawit itu. Di situlah saya temukan kunci ini,’’ kata Efdi sambil memperlihatkan kunci kuno kepada GenPI.co. 

Tidak hanya itu, selama 34 tahun Efdy tinggal di penjara Huis Van Behauring, ia sudah beberapa kali menemukan barang antik melalui mimpinya, seperti tusuk konde dan barang antik lainya yang ia segan untuk menyebutkannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ardini Maharani Dwi Setyarini

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co