GenPI.co - Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, dulu sempat heboh. Pasalnya, gunung yang memiliki struktur piramida itu menyimpan sisa kuil kuno tersembunyi selama ribuan tahun di bawah tanah.
Pegiat Seni Budaya dan Relawan Bela Alam Cianjur, Jawa Barat, meminta berbagai kalangan mengkaji secara matang terkait penataan Situs tersebut.
"Apakah sudah ada kajian yang dilakukan secara spesifik dari berbagai pendekatan ilmu dan semua pihak berbagai kalangan di Indonesia dan dunia," kata Kordinator Relawan Bela Alam Cianjur, Eko Wiwid pada wartawan di Cianjur, Kamis (19/12).
BACA JUGA: Hutan Payau Hingga Benteng Pendhem, Wisata Akhir Tahun di Cilacap
Menurutnya saat ini situs tertua di dunia yang terletak di Kecamatan Campaka, Cianjur itu, merupakan bagian sejarah dunia dan tidak segampang membalikkan telapak tangan saat melakukan penataan.
Ia menilai, perlu dikaji secara matang berdasarkan kebutuhan pokok warga sekitar Gunung Padang yang menjadi ujung tombak pelestarian, bukan berdasarkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut.
"Penataan harus berbanding lurus dengan penguatan dan pemberdayaan kebutuhan pokok masyarakat berbasis regulasi kebudayaan. Jangan sampai mendorong penataan yang tidak dibutuhkan," katanya.
Ia menjelaskan, masyarakat sekitar situs membutuhkan penguatan ekonomi kreatif berbasis kebudayaan serta fasilitas pokok seperti rumah sakit, sarana olahraga dan sarana pendidikan yang memadai.
BACA JUGA: Adian Napitupulu Diterbangkan ke Jakarta Menuju RS Siloam
"Termasuk juga di dalamnya penguatan kesadaran dalam bidang kebencanaan karena kawasan Gunung Padang rawan longsor dan perlu dilakukan penanganan serius," tandasnya.
Ia menambahkan, sebelum melakukan penataan hal terpenting adalah dituntaskannya riset dan penelitian, sehingga hasilnya akan memperkuat kesejahteraan warga dengan regulasi berbasis lingkungan dan kebudayaan Sunda.
"Kalau riset sudah tuntas, nantinya akan muncul rekomendasi untuk pengelolaan dan pengembangan yang baik dan benar, sehingga tidak mengganggu dan merusak lingkungan situs," imbuhnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News