Meninjau Danau Maninjau

28 Maret 2019 14:29

GenPI.co— Film Buya Hamka mulai digarap April ini dan tayang tahun depan, salah satu lokasi syutingnya adalah kawasan Maninjau, Sumatra Barat.

Di kawasan ini, ada rumah Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang akrab dipanggil Buya Hamka, seorang ulama besar dan sastrawan.

Rumah Buya Hamka yang kini menjadi Museum Buya Hamka Maninjau menghadap Danau Maninjau. 

Danau Maninjau terbentuk akibat letusan gunung api purba sekitar 52.000 tahun yang lalu. Abu letusan tersebar sampai 50 km ke arah timur dan 75 km ke tenggara. Setelah letusan, terciptalah kaldera dengan panjang 20 km dan lebar 8 km. Setelah puluhan ribu tahun, kaldera terisi air dan menjadi Danau Maninjau.

Danau purba tersebut kini dikelilingi pepohonan dan persawahan bertingkat-tingkat.  Diantara hijauan itu ada sejumlah rumah gadang dengan atapnya yang khas. Pemandangan itu sekilas nampak seperti kerbau yang menyeruak diantara rerumputan.

Salah satu tempat yang tepat untuk menikmati pemandangan Danau Maninjau adalah Puncak Lawang. Tempat ini berada di ketinggian 1.210 meter dari permukaan laut dan memberikan sajian pemandangan 360 derajat ke segala arah Danau Maninjau.

Puncak Lawang ditumbuhi pepohon pinus dan kerap dijadikan tempat meluncur paragliding. Disini terdapat rumah khas minang milik ulama besar Indonesia Buya Hamka. Rumah ini diperbaiki pada tahun 2000, dan pada 2001 diresmikan menjadi Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.

Baca juga: Film Buya Hamka Didukung MUI

Danau Maninjau memiliki panjang 16 km dan lebar 7 km dengan dalam 165 m. Danau Maninjau merupakan satu-satunya danau di Sumatra dengan aliran air yang bermuara di pantai barat Pulau Sumatra. Pada aliran air inilah di tahun 1983 dibangun PLTA yang mampu menghasilkan listrik sebanyak 68 megawatt.

Pada 2018, kawasan Maninjau diresmikan sebagai geopark bersama Ngarai Sianok. 

Traveler yang ke Maninjau juga bisa mengunjungi tujuan wisata lain yang berdekatan, seperti Kota Bukittinggi tempat kelahiran tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia, Mohammad Hatta, atau ke Ngarai Sianok. 

Saat beristirahat diantara perjalanan, kamu bisa mencicipi pensi yang disediakan di salah satu warung di tepi Danau. Pensi adalah kerang air tawar khas danau Maninjau yang diolah menjadi masakan yang lezat dan gurih.

Traveler yang tertarik ke Maninjau bisa menempuh perjalanan darat selama tiga  jam dari ibu kota Provinsi Sumatra Barat, Padang.



Rumah gadang di tepi Danau Maninjau (foto: laman pergipergi)


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Robby Sunata

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co