Wisata Bersepeda Menelusuri Destinasi Wisata Gorontalo

25 April 2019 12:49

GenPI.co – Salah satu menikmati perbukitan kapur, persawahan, sungai dan Danau   Limboto dengan bersepeda. Wisata bersepeda ini disebut sebagai pengalaman yang menyenangkan.

Pengalaman ini dibagikan oleh Bank Sulut Gorontalo (BSG) Rasipede Community. Itu adalah sebuah komunitas penggiat wisata bersepeda di Provinsi Gorontalo.

“Gorontalo adalah lembah luas yang dikelilingi perbukitan, kami harus mengenal setiap sudutnya,” kata Threisje Najoan, bankir wanita yang rajin melakukan wisata bersepeda, Kamis (25/4).

BSGO Rasipede Community secara rutin menggelar gowes bareng dengan tujuan yang telah direncanakan. Rute yang dilalui biasanya adalah jalur yang menawarkan pesona alam yang layak untuk dinikmati para wisatawan.

Lembah luas Gorontalo yang sebagian besar berupa persawahan padi, perkampungan dan ladang jagung merupakan pesona wisata kelas dunia. Para wisatawan mancanegara yang berkunjung di daerah ini juga sering melakukan perjalanan bersepeda dari desa ke desa sambil menikmati panorama alam yang indah ini.

Memulau wisata bersepeda  dari Kantor Bank BSG yang berada di kota tua Gorontalo, para penjelajah ini melewati jalur tua yang sekarang sudah ramai dengan pembangunan kota. Jalur tua ini merupakan penghubung darat antara Kerajaan Gorontalo (Hulontalangi) dengan Kerajaan Limboto (Limutu).

Memasuki jembatan Telaga yang melintas di atas Sungai Bolango, para pesepeda dapat menyapa kawasan Telaga Park, sebuah taman yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau nan indah. Pagi yang sejuk belum banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalur yang dikenal padat ini.

Telaga juga merupakan kawasan adat Hungginaa yang berada dalam pengaruh budaya adat Gorontalo (Hulontalangi) meskipun secara administratif berada di Kabupaten Gorontalo yang berpusat di Limboto (Limutu).

“Jalur tua Gorontalo-Limboto lurus tanpa tanjakan, beberapa rumah tua dengan gaya arsitektur indis berada di kanan kiri jalan,” kata Threisje Najoan yang biasa disapa Anet.

Di belakang rumah-rumah warga ini, kabut pagi yang menggayut di atas tanaman padi bisa disaksikan sebelum sinar matahari pagi mengusirnya.

Memasuki Kota Limboto, dari arah kejauhan sudah terlihat Menara Pakaya yang menjulang tinggi. Menara pakaya yang memiliki tinggi 65 m ini tersusun dari baja dan menjadi ikon Kota Limboto.

Jika malam tiba, Menara Pakaya dipenuhi cahaya warna-warni yang menari-nari. Menara Pakaya adalah obyek wisata paling menarik di Provinsi Gorontalo saat ini.

“Berhenti sejenak di Taman Budaya, tepat di sebelah Menara Pakaya sambil menikmati pagi di Kota Limboto,” ujar Threisje Najoan.

Sejak awal BSG Rasipede Community memiliki tekad untuk mengenalkan olahraga bersepeda sambil mengenalkan pesona keindahan di Gorontalo.

Keindahan ini merupakan potensi pariwisata yang dapat menjadi potensi ekonomi yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, mengurangi pengangguran dan pemerataan pendapatan.

“Di Gorontalo, pariwisata terbukti mampu menjadi penggerak ekonomi desa. Silakan datang ke Gorontalo” kata Nasir Makmur, Ketua BSG Rasipede Community.

Selepas Kota Limboto, arah perjalanan wisata bersepeda mengarah ke Kampung Jawa, sebuah desa yang bernama resmi Yosonegoro, yang dihuni masyarakat Jawa Tondano sejak awal tahun 1900. Di desa ini rumah panggung tua masih kokoh berdiri, arsitekturnya unik.

Dari desa Yosonegoro, jalur ke arah bandara semakin lapang dan lurus. Kanan kiri sawah menghijau dengan pemandangan Danau Limboto di belakang yang sangat menawan.

“Finish di Bandara Jalaluddin Tantu, lumayan untuk jarak 64 km dengan waktu tempuh 2,5 jam,” ujar Threisje Najoan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co