Eksotika Bromo 2018 Penuh Pesona

Eksotika Bromo 2018 Penuh Pesona - GenPI.co
Eksotika Bromo. (Foto: Yopie Pangkey)

Suara angin yang menerpa pasir berbisik perlahan di telinga. Di kawasan Lautan Pasir Kasiah, Desa Jetak, Sukapura, Probolinggo, mentari bersinar ramah. Beberapa hiasan berupa susunan kayu telah tertambat di pasir halus. 

Hari itu Sabtu, 30 Juni 2018, di hamparan pasir  itu sedang ada gelaran Eksotika Bromo 2018. Event itu adalah pembuka dari Yadnya Kasada, sebuah perayaan syukur umat Hindu Tengger.

Gelaran Eksotika Bromo adalah sebuah event istimewa. Karena itu saya dan teman-teman GenPI tak mau lewatkannya. Setelah mengambil tiket yang sudah dipesan jauh-jauh hari,  kami langsung mengambil tempat duduk di bagian agak depan. Acara dimulai sebelum kami tiba.  Sudah banyak kru TV nasional yang datang meliput. Kawasan itu juga dipadati oleh wisatawan baik lokal maupun manca. Mereka berbaur dengan warga Tengger yang ingin menikmati pertunjukkan seni berbagai daerah tersebut.

Sebuah pertunjukan budaya yang dipadukan serasi dengan keindahan alam Bromo yang menakjubkan. Hasilnya, kekaguman luar biasa yang terpancar dari mata wisatawan. Wajah-wajah penuh minat itu meyaksikan dengan sungguh setiap penampilan yang disuguhkan. Pertunjukkan semakin memukau dengan latar Gunung Bromo yang mengewluarkan asap tipis dari kawahnya. Tak mengherankan jika momen itu mereka abadikan dengan gawai dan kamera yang mereka bawa.

Sembari menonton pertunjukkan, sesekali saya berdiri dan melayangkan pandangan ke setiap sudut tempat itu. Beberapa penonton tampak menyimak penuh hikmad ke arah area berpasir tempat para penampil menyajikan suguhannya. Busana dan gerakan selaras dengan musik yang mengalun, menyatu dengan bisikan pasir, menghasilkan pertunjukan penuh pesona. 

Bagi saya, ini adalah sebuah pertunjukkan yang spektakuler. Suasana ini baru pertama kali saya rasakan seumur hidup. Seni tari dan musik tradisional yang menyatu dengan keindahan alam menghasilkan harmoni yang begitu mendamaikan.

Gelaran Eksotika Bromo menyuguhkan beragam pertunjukkan. Mulai dari Musik Kereta Daul Lanceng Senopati asal Pamekasan Madura. Kemudian dilanjutkan dengan tari Topeng Dongkrak Condro Budoyo asal Madiun. Dua penampilan pembuka yang memukau. Hati pun ikut berbisik,  jangan sampai waktu berlalu cepat agar bisa berlama-lama dalam keindahan ini. 

Selanjutnya ada tari Topeng Hudoq Dayak dari Kalimantan Timur, Reog Ponorogo, dan Musik Bale Ganjur Probolinggo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya