Semana Santa: Atraksi Buruan Para Wisatawan Rohani

Semana Santa: Atraksi Buruan Para Wisatawan Rohani - GenPI.co
Prosei Semana Santa di Larantuka (Foto: Kompas travel)

Saban menjelang Paskah, kota Larantuka diliputi suasana religius yang kental. Seperti tahun-tahun sebelumnya, hari Rabu (28/3) silam,  ribuan umat Katolik di kota itu berkumpul di kapel-kapel untuk mendaraskan doa. Di antara umat itu, tampak banyak peziarah yang berasal dari daerah lain dan bahkan dari mancanegara. Di hari yang disebut Hari Trewa (terbelenggu) itu, mereka mengenangkan kisah di Taman Getsemani, kala Yesus dikhianati oleh salah satu murid-Nya sendiri bernama Yudas Iskariot.

Hingga malam hari, suasana sakral semakin pekat memenuhi udara. Umat Katolik di seluruh pelosok Kota yang terletak di kaki Gunung Ile Mandiri itu serempak memukul segala macam alat. Bebunyian terdengar riuh dari mana-mana bercampur dengan rasa duka yang mendalam. Ini merupakan simbol rasa duka mereka ketika mengenang Yesus yang dibelenggu para algojo untuk dihadapkan kepada Pemuka Agama Yahudi di Bait Allah Yerusalem.

Suasana berbanding terbalik pada keesokan harinya (29/3). Larantuka menjadi sunyi sepi tanpa suara.  Hari itu adalah Hari Kamis Putih, satu dari tiga hari suci umat Katolik sebelum merayakan Paskah. Di hari itu, dikenang perjamuan terakhir Yesus bersama para muridnya. Dalam kesunyian upacara Tikam Turo berlangsung. Ribuan lilin dipasang di sepanjang jalan yang menjad rute prosesi Jumat Agung. Kesibukan juga terlihat di Kapel Tuan Ma (Bunda Maria) dan Tuan Ana (Tuhan Yesus). Di masing-masing kapel itu sebuah peti yang telah disegel sejak perayaan tahun lalu kembali dibuka. Dengan hati-hati petugas gereja bernama Conferia mengangkat patung Tuan Ma dan Tuan Anak dari persemaamnya, lalu mempersiapkannya sebelum diarak pada Jumat Agung.

Kamis Malam, seluruh umat Katolik berkumpul di Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka. Di bangunan gereja nan megah itu, diselenggarakan misa untuk mengenang Perjamuan Terakhir, sebuah peristiwa yang menjadi pusat ajaran Katolik.

Hari Jumat Agung yang jatuh pada 30 Maret, merupakan puncak dari Ritual Semana Santa di Larantuka. Pintu Kapel Tuang Ma dan Tuang Anak sudah dibuka sejak pukul 10.00 pagi. Patung Bunda Maria dan Tuhan Yesus siap diarak menuju rute tikam turo. Tapi sebelum itu, pengurus kapel membiarkan umat yang ingin berdoa di depan patung itu. Aura religius semakin kental terasa.

Saat prosesi tiba, Tuan Ma akan diarak menuju Kapel Tuan Ana. Dari situ, kedua patung keramat itu diarak bersama-sama menuju Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka. Ribuan umat mengikuti upacara sakral itu. Mengenakan baju berwarna hitam, mereka diliputi perasaan berkabung yang amat dalam lantaran mengenang peristiwa penyiksaan Yesus oleh tentara Romawi hingga wafat-Nya di kayu salib. Umat yang mengikuti prosesi itu bukan hanya dari Larantuka saja. Banyak sekali wisatawan yang datang  ikut larut dalam suasana duka dalam prosesi Semana Santa. Peziarah lokal maupun luar negeri nampak khusuk mendaraskan doa dan seolah acuh saja dengan panas matahari Larantuka yang terasa membakar kulit.

Selama beberapa saat, patung Tuan Ma dan Tuan Anak disemayamkan di Gereja Katedral Reinha Rosari. Umat juga terlihat menyesaki gereja, sembari tak henti-hentinya merapal doa mengenang sengsara Yesus.

Prosesi pun berlanjut. Patung-patung itu kemudian diarak menuju bibir pantai. Sementara itu ribuan umat tetap setia mengikuti dari belakang.  Keduanya lalu  dibawa dengan kapal motor menuju Kapela Pohon Sirih di Pantai Kuce yang kawasan Istana Raja Larantuka. Di pantai, ratusan kapal motor sudah disediakan pula untuk mengantar umat yang ingin terus menemani kedua patung tersebut hingga ke kapel yang berada di pulau seberang itu.  

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya