Curug Bendo, Potensi Wisata yang Terlupakan

Curug Bendo, Potensi Wisata yang Terlupakan - GenPI.co
Curug Bendo, spot wisata yang terlupakan.

Hari Minggu (22/4) pagi ini tak seperti lazimnya. Biasanya aku pasti akan menyibukkan diri di pasar.  namun pagi sekali aku sudah selesai dengan kegiatanku di pasar. Nggak perlu nunggu lama, aku segera bergegas dengan tas kameraku. Isinya sudah lengkap, kamera beserta lensa dan toolkit-nya. Hari itu aku bersama dengan tiga orang teman berkunjung ke Curug Bendo, Desa Purwosari, Girimulyo, Kulonprogo. Jaraknya nggak terlalu jauh dari kota Jogja, hanya sekitar 1 jam perjalanan. Tergantung dengan kepadatan lalu-lintasnya. 

Kabut masih menyapa ketika kami menysuri jalanan berkelok nan menanjak.  Serombongan pesepeda menyapa kami dengan ramah. "Monggo mas," ucap mereka dalam bahasa Jawa. Para pesepeda ini ramah sekali.  Begitu kental budaya di sini membuat orang-orangnya selalu bersikap ramah kepada siapa saja. 

Suasana pagi itu benar-benar asyik.  Sambil mengabadikan teman-temanku yang tengah sibuk berpose, aku menghangatkan diri di bawah sinar mentari pagi yang cerah. Jalanan tampak lengang. Padahal jika hari biasa, jl Nanggulan-Girimulyo ini dijejali para pegawai yang menuju kota. Luas dan cantiknya lanskap persawahan di yang membentang di sisi jalan membuatku betah berlama-lama menangkap momen indah. Sungguh, kamu bisa cek sendiri guys! Aku yakin,  jika kamu juga berada sini, WOW adalah kata yang pertama kamu ucap.

Sebenarnya aku masih ingin berlama-lama disini.  Tapi kami harus cepat-cepat sampai ke tujuan, Curug Bendo/Curug Gendhu atau kadang juga disebut Curug Glimpang. Pernah sih aku kesini, dulu sekali.  Kala itu tempatnya masih sepi tapi bagus buat rekreasi. Kali ini tempat itu kembali kukunjungi. Bersama teman-teman sehobi, aku ingin berburu konten foto maupun video di tempat yang punya pemandangan mempesona itu.

Rute menuju Curug Bendo ini  cukup nyaman. Nggak terlalu banyak melewati persimpangan. Tapi tetap harus hati-hati. Sebab, jalannya  membentang di perbukitan menoreh yang tentu saja akan naik-turun dengan jurang di sisinya. Aku saranin ya guys, sebaiknya menggunakan kendaraan ber-cc besar jika berencana datang ke sini. Karena setelah melewati area persawahan, perjalanan seperti mau menuju surga aja, menanjak terus. Ada sih yang datar, ketika menjelang area Kebun Tebu Gendhu, sebuah tempat yang selalu nge-hits ketika masuk musim berbunga.

Setelah melewati kebun tebu, kami mengambil arah menuju Purworejo.  Lalu terus saja menuju Samigaluh. Jalanannya enak kok, sudah aspal dan mobil bisa lewat pula. Asyiknya, tempat ini terdeteksi oleh google maps. Ketik saja Curug Glimpang. Bisa juga pakai GPS manual, alias Gunakan Penduduk Sekitar.

Tiba  di spot curug, kamu bisa parkirkan kendaraanmu di halaman rumah warga di dekat pintu masuk area wisata. Turunannya yang lumayan curam, sebaiknya dilewati dengan jalan kaki saja.

Ketika menyusuri turunan itu, aku merasa kaget. Terakhir ke tempat ini lima tahun silam aku merasa ini adalah spot wisata yang berpotensi. Terbukti dengan adanya warung makan dan pendopo yang dulu sering digunakan pengunjung untuk beristirahat. Memasuki gapura, aku semakin heran sekaligus pangling. Betapa tidak, Rute menuju curug dipenuhi rerumputan dan tanaman liar yang tumbuh subur. Seakan-akan tempat ini sudah tak terjamah dalam waktu yang lama. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya