23 Tahun Reformasi, Jangan Isap Kekayaan Negara untuk Pribadi

23 Tahun Reformasi, Jangan Isap Kekayaan Negara untuk Pribadi - GenPI.co
FOTO ARSIP - Mahasiswa meluber hingga ke kubah Grahasabha Paripurna ketika menggelar unjuk rasa yang menuntut reformasi menyeluruh, Selasa (19/5/1998). Unjuk rasa mahasiswa yang datang dari Jakarta dan sejumlah kota di Jawa dan Sumatera tersebut berlangsu

GenPI.co - Tepat 23 tahun lalu, gerakan reformasi berhasil mendorong rezim yang berkuasa untuk lengser. Euforia jatuhnya Orde Baru langsung heboh pada periode 1998. Lantas, bagaimana jejak reformasi di masa kini?

Pengamat Politik Wempy Hadir mencoba mengulas ini. Dia menilai, tumbangnya orde baru bukan berarti Tanah Air sudah bebas dari belenggu kekuasaan. 

BACA JUGA: 23 tahun Sudah Rezim Orde Baru Lengser, tapi Masalah ini Masih...

Seperti diketahui, hari ini tepat 23 tahun rezim Orde Baru tumbang. Tanggal 21 Mei ditetapkan sebagai hari peringatan reformasi setelah sebelumnya dipimpin oleh Soeharto selama 32 tahun.

"Dengan cara yang berbeda para penguasa mengisap kekayaan negara demi kepentingan pribadi, kelompok dan golongan," ujarnya kepada GenPI.co, Jumat (21/5).

Menurut Wempy, cara-cara yang berbeda tersebut bisa dilihat dari mega skandal kasus korupsi yang melibatkan kelompok elite. 

"Ada dua hal yang menjadi beban sejarah yang perlu perhatian serius agar bangsa ini benar-benar yang merdeka yakni, perlu ada pemberantasan tindak pidana korupsi tanpa pandang bulu," ujarnya.

Yang kedua, menurutnya perlu ada penegakan hukum yang adil. Sebab, kedua hal tersebut masih menjadi PR yang menjadi perhatian masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya