Pawai Budaya Membuka Tenganan Pegringsingan Festival 2018

Pawai Budaya Membuka Tenganan Pegringsingan Festival 2018 - GenPI.co
Ilustrasi Perang Pandan Tenganan, bagian dari Tenganan Pegringsingan Festival 2018 (Foto: Videoblocks)

Pawai budaya dan parade pakaian desa adat menjadi penanda dibukanya Tenganan Pegringsingan Festival 2018. Acara ini berlangsung di Desa Tenganan, Karangasem, Bali, Selasa (5/6). Tampil beragam budaya di desa yang terkenal dengan tradisi perang pandan itu.

“Desa Tenganan Pegringsingan, yang merupakan desa tua di Bali. Kekayaan adat dan budaya daerah yang memperkaya keragaman adat dan budaya nasional perlu untuk dilestarikan,” ujar Ketua Pelaksana Top 100 Calender of Event (CoE) Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, yang diwakili Koordinator Tim CoE Ngurah Putra, di Karangasem, Bali.

Menurut Ngurah Putra, Desa Tenganan memiliki banyak keunikan dan kekhasan. Daya tariknya adalah tradisi ritual Mekare-Kare atau perang pandan. Mekare-Kare merupakan puncak propesi rangkaian upacara Ngusaba sambah yang digelar setiap bulan Juni yang berlangsung selama tiga puluh hari.

Keunikan lain yang dimiliki dan tidak dimiliki daerah lain di Indonesia adalah kerajinan tenun ikat Gringsing berasal dari kata “gering” yang berarti sakit dan “sing” yang artinya tidak, jadi Gringsing diartikan sebagai penolak bala.

“Menteri Pariwisata sering berucap, budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Begitu juga yang ada di Tenganan ini. Tidak boleh oleh terkikis perkembangan zaman,” ucap Ngurah Putra yang juga berasal dari Bali.

Tenganan Pegringsingan Festival 2018 akan dilaksanakan selama 4 (empat) hari. Mulai tanggal 5 hingga 8 Juni 2018. Berbagai kegiatan sudah disiapkan. Seperti lomba mewarnai, lomba menulis dan membaca puisi, lomba guiding potensi Tenganan, lomba fruit carving, lomba food setup, ppotensi dan kuliner, parade seni dan budaya, dan puncaknya yaitu Ritual dan tradisi Desa Tenganan Pegringsingan.

Dikesempatan yang sama, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, memberi apresiasi kepada Kemenpar yang mendukung penuh event ini. Apalagi baru pertama digelar di Karangasem. Menurutnya Kabupaten Karangasem memiliki sebuah visi untuk mempromosikan daerahnya ke mancanegara yaitu dengan tadline “Karangasem the spirit of Bali”.

“Pariwisata menjadi sektor unggulan di Karangasem. Kalo belum ke Karangasem belum ke Bali. Hal itu nyata, karena dahulu Karangasem sebagai pintu dunia yaitu di pelabuhan Padang Bai. Pura terbesar di Indonesia ada di Karangasem yaitu Pura Besakih. Penataan pelestarian dan potensi wisata terus kita dorong untuk kemakmuran rakyat,” ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya