Berpuasa di Tenda Pengungsian Pasca Kebakaran Kampung Bandan

Berpuasa di Tenda Pengungsian Pasca Kebakaran Kampung Bandan - GenPI.co
Sekitar 3500 jiwa bertahan di tenda pengungsian pasca kebakaran di Kampung Bandan (foto: Winento)

Dengan kondisi yang terbatas, warga mengatur bahan makanan hasil sumbangan beberapa institusi dan ormas dengan mengolahnya.

Setelah diolah hingga matang lalu warga membagikan makanan tersebut secara merata sebagai hidangan buka puasa, atau di saat santap sahur.

Berdasarkan pantauan di lokasi, dengan kondisi yang terbatas salah seorang warga ibu Inah (64 tahun) yang bertugas memasak makanan untuk para warga saat berbuka sebelum azan maghrib berkumandang. 

Bersama rekannya ibu Inah menanak nasi serta memasak lauk pauk di bawah tenda pengungsian. Setelah semua menu tersebut jadi, makan tersebut dibagikan ke warga untuk dijadikan menu berbuka puasa.

Aktivtas tersebut menjadi hal yang rutin sejak menempati tenda pengungsia tersebut. Ibu Inah mengatakan, sejak hari pertama pengungsian dibuka atau pada Sabtu (11/5) malam, pasokan makanan tak pernah kurang. 

Namun di salah satu titik pengungsian dekat blok A Ruko Grand Boutique belum ada dapur umum, sehingga para pengungsi di sana mengharapkan nasi bungkus maupun nasi kotak yang disediakan pemerintah maupun pihak swasta.

Sementara, untuk menjalankan ibadah sholat tarawih di malam hari, umumnya para pengungsi mendirikan shalat tarawih tanpa berjamaah.

 Tempat ibadah yang berdiri di tengah pemukiman sudah ludes terbakar bersamaan insiden kebakaran yang melanda Kampung Bandan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya