Theresa May Mundur sebagai PM Inggris, Diaspora Bicara Brexit

Theresa May Mundur sebagai PM Inggris, Diaspora Bicara Brexit - GenPI.co
Theresa May menyatakan mudur dari jabatannya sebagai PM Inggris (foto: Instagram)

Adiguna yang aktif dalam berbagai kegiatan diaspora di Inggris mengatakan jika Brexit terjadi, maka impor barang termasuk kebutuhan rumah tangga dan pangan dari Eropa akan terkena bea impor, selain pasokannya yang akan menurun. Hal ini akan menyebabkan harga-harga yang semakin membumbung tinggi,

Pada bagian lain Adiguna mengatakan kerja sama pendidikan, riset, budaya dan preservasi alam yang banyak mendapat dana dan bantuan dari Uni Eropa, akan banyak berkurang. Ini akan berdampak terhadap pelajar dan peneliti Indonesia yang sedang menuntut ilmu dan riset di Inggris.

"Namun dari segi positifnya, pasar tenaga kerja jadi lebih terbuka karena bisa bersaing secara setara dengan calon pekerja asal Uni Eropa," ujarnya.

Perundingan terkait Brexit dengan parlemen Inggris maupun dengan parlemen Uni Eropa berlarut-larut. Keputusan untuk keluar dari Uni Eropa menguak banyak komplikasi yang tidak terbayang sebelumnya sebagai konsekuensi dari Brexit.

Ini terbukti bukan pekerjaan mudah dan sangat sulit memenuhi target yang May janjikan saat pertama menjabat sebagai perdana menteri, dalam kurun waktu dua tahun. 

PM May juga menjanjikan keluar dari pasar tunggal Uni Eropa, tetapi tetap ingin memelihara hubungan dagang yang saling menguntungkan. 

Popularitas May terus tergerus dan diperparah dengan mundurnya beberapa tokoh utama seperti Boris Johnson dari kabinetnya. Pukulan terakhir adalah saat Andrea Leadsom, politisi satu partai yang juga mengundurkan diri dari kabinetnya beberapa hari sebelumnya. 

Puncaknya Theresa May menyatakan mundur dari jabatannya. (ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya