Liputan Khusus

Maskapai Asing Solusi Turunkan Harga Tiket Pesawat?

Maskapai Asing Solusi Turunkan Harga Tiket Pesawat? - GenPI.co
Disegn grafis: Estu

"AirAsia Indonesia beda, badan hukumnya Indonesia. Itu beda sama AirAsia di Malaysia. Seperti juga Thai Lion namanya Lion tapi pemiliknya mayoritas Thailand. Batik Malaysia memang manajemennya dari Indonesia tapi pemiliknya mayoritas Malaysia juga," katanya.

Alvin Lie  menilai pemerintah tak sepenuh hati untuk mengatasi harga tiket yang melambung tinggi. Jika sudah menemukan fakta harga tiket sudah terlalu mahal, seharus pemerintah mencari solusi, bukan mengundang maskapai luar untuk melayani penerbangan domestik Indonesia.

"Nah sekarang kalau (harga) masih dinilai ini masih kurang (terjangkau), ya itu tugasnya pemerintah membina kan, memberikan bantuan, memberikan kemudahan, insentif dan sebagainya, bukan kemudian mengundang asing," jelasnya.

Alvin Lie menambahkan salah satu faktor harga tiket yang tinggi ini adalah karena biaya operasional dan Aviation Turbine Fuel (Avtur) untuk bahan bakar yang digunakan untuk pesawat mesin turbine. Namun banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga tiket pesawat sejak ditetapkannya tarif batas atas pada 2014 hingga saat ini.

 "Nilai tukar rupiah tahun 2014 berapa, sekarang berapa. Sejak tahun 2014 itu gaji pegawainya sudah naik berapa kali, berapa puluh persen. Biaya-biaya lain seperti fasilitas dan layanan di bandara sudah naik berapa, tapi harga tiketnya nggak boleh naik, gimana airline kita mau bertahan hidup?" ungkapnya.

Menghadirkan maskapai asing tidak menjamin nantinya akan lebih murha dengan perusahaan maskapai domestik. Pasalnya jika maskapai asing beroperasi di Indonesia akan menggunakan pilot dan awak kabing asing yang bayarannya lebih tinggi dari karyawan lebih tinggi, sehingga harga tiket nanti tak menjamin akan lebih murah. 

Sama halnya dengan Alvin Lie, pangamat penerbangn sekaligus mantan KSAU Chappy Hakim, mendatangkan perusahaan maskapai asing belum tentu jaminan harga tiket akan turun. Namun penerapan harga akan semakin tinggi, jika perusahaan maskapai tersebut melayani penerbangan di Indonesia akan semakin murah.

“Apa sebenarnya yang terjadi? Jangan terlalu cepat kita menanjak puncak gunung es lalu kita gagal, lalu kita mengundang maskapai asing," ungkap Chappy dalam diskusi di Institute Pedaban, pekan lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya