Santriwati Jadi Korban Kekerasan Seksual, Psikiater Angkat Bicara

Santriwati Jadi Korban Kekerasan Seksual, Psikiater Angkat Bicara - GenPI.co
Unjuk rasa menuntut keadilan untuk santriwati yang menjadi korban kekerasan seksual. Foto: ANTARA

GenPI.co - Kekerasan seksual pada anak banyak terjadi di masyarakat, namun tersembunyi seperti gunung es.

Jika ada satu kasus yang dilaporkan, sebenarnya masih ada sembilan kasus lain yang tidak terlaporkan.

Kekerasan seksual pada anak sering kali tidak segera terungkap seperti pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang guru di Madani Boarding School terhadap belasan santriwati.

BACA JUGA:  Maia Estianty Pernah Jadi Korban Pelecehan Seksual, Duh Miris!

Kasus asusila di pesantren itu sampai melahirkan 8 bayi yang telah terjadi sejak 2016, dan baru terbongkar pada 2021.

Psikiater RS Melinda 2 Bandung, Teddy Hidayat mengatakan, hal tersebut terjadi karena tidak ada pengawasan terhadap anak dari orang tua dan lingkungan.

BACA JUGA:  Aksi Pelecehan Seksual Guru Pesantren, PSI Bilang Begini

Selain itu, tidak ada pula pengawasan terhadap lembaga tersebut dari instansi yang berwenang.

"Semua pihak yang senantiasa berdampingan dengan anak seperti orang tua, pengasuh, guru, lingkungan sekolah harus mengenal dan mampu mendeteksi kekerasan seksual pada anak," tuturnya dalam keterangan resmi, Senin (13/12/2021).

BACA JUGA:  Unsoed Buka Suara Soal Dugaan Pelecehan Seksual Anggota BEM

Menurut Teddy, anak yang menjadi korban kekerasan seksual akan mengalami dampak fisik, psikis, dan soial yang berkepanjangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya