Untuk menjaga asupan air tanaman, para petani menyiram secara manual. Caranya adalah dengan menggunakan selang panjang dan pompa air untuk menaikkan air dari sungai terdekat atau dari sumber air yang ada. Masalahnya, kemarau kali ini menguras habis ai di sugai sehingga tak bisa dialiri ke lahan.
Menurut Rohman, jika tidak diairi secara optimal imbas pada tanaman akan cukup fatal. Di antaranya adalah tanaman yang sepekan lagi siap panen bisa layu mendadak dan kering. Sehingga tidak bisa diolah atau dirajang. Itu sebabnya mereka berusaha segala cara agar tanaman itu bisa terus mendapat asupan air yang cukup.
“Kami biasanya menyewa mobil angkut yang bisa menampung dua atau tiga tampungan air dan didekatkan ke lahan. Tapi seringnya membawa air dengan cara manual sampai ke atas baru di selang,” tuturnya.
Demi menyiram tanaman-tamananya agar bisa panen, Rohman mengeluarkan Rp250 ribu sekali jalan. Seminggu bisa dua kali proses penyiraman hingga masa panen pada akhir Juli mendatang.
“Kalau tembakau saat dirajang terlalu kering, maka saat dijemur dia akan rusak atau remuk. Padahal harusnya bisa dilipat atau digulung saat pengemasan. Kualitasnya kalau diolah jadi rokok juga tidak akan bagus,” imbuhnya.
Simak juga video menarik berikut
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News