GenPI.co 
Penyanyi jazz Monita Tahalea di Loenpia Jazz 2017 (foto: Gus Wahid)
Katrina mengatakan, hingga menginjak tahun kedelapan, Loenpia Jazz tetap mempertahankan statusnya sebagai event musik yang tidak menjual tiket untuk para penontonnya. Begitu pula dengan Loenpia Jazz 2019 yang juga akan dapat dinikmati gratis oleh penonton.
“Berbeda dengan tahun sebelumnya pula, Jazz Ngisoringin ingin ikut menampilkan talent muda berbakat kota Semarang yang baru saja terjun di musik Kota Semarang yaitu solois bernama Dendi Nata,” tukas Katrina.
Ia mengatakan, Loenpia Jazz selalu milih lokasi event yang berbeda dan memiliki kedekatan historis dengan Kota Semarang. Misalnya, pada 2017 mengambil venue di Taman Budaya Raden Saleh, dan setahun sebelumnya bertempat di kawasan olahraga Jatidiri.
“Untuk tahun ini sendiri kami memilih Taman Indonesia Kaya sebagai salah satu ikon taman yang berada di pusat Kota Semarang, yang sebelumnya telah menjadi venue penyelenggaraan Loenpia Jazz yang pertama,” tandasnya.
Di tahun kedelapan ini, Loenpia Jazz betul-betul ingin kembali mengingatkan bahwa sesungguhnya esensi penyelenggaraan acara ini merupakan wujud syukur perayaan ulang tahun Jazz Ngisoringin yang tahun ini menginjak usia 10 tahun, dengan perayaan yang sederhana dan kembali ke titik 0 yaitu ke venue awal di Loenpia Jazz 2019.
Acara Loenpia Jazz 2019 akan sedikit berbeda dibandingkan tahun sebelumnya, karena akan ada seremoni pergantian logo komunitas Jazz Ngisoringin. “Menjadi harapan kami supaya logo yang baru menjadi semangat dan harapan baru untuk Komunitas Jazz Ngisoringin yang lebih baik,” imbuh Katrina.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
