GenPI.co - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengakui krisis pembelajaran di Indonesia makin parah akibat kehilangan pembelajaran (learning loss) selama pandemi covid-19.
Menurut Nadiem, learning loss di bidang literasi bahkan setara dengan ketertinggalan selama enam bulan belajar.
“Sementara itu, learning loss di bidang numerasi setara dengan ketertinggalan selama lima bulan belajar,” ujarnya dalam Konferensi Pers Merdeka Belajar Kemdikbudristek, Jumat (11/2).
BACA JUGA: Profil Bu Kasur, Tokoh Pendidikan yang Jadi Google Doodle
Nadiem menegaskan angka tersebut bahkan masih berupa rata-rata. Artinya, masih banyak sekolah yang mengalami learning loss lebih parah dari angka tersebut.
“Rata-ratanya saja sudah lima-enam bulan, bisa kita bayangkan daerah-daerah terpencil, diperkirakan mereka tertinggal sekitar delapan hingga sepuluh bulan pembelajaran,” ungkapnya.
BACA JUGA: Wakapolda Kepri Buka Pendidikan Pembentukan 196 Bintara
Meskipun buruk, kondisi tersebut ternyata merupakan hasil positif dari langkah Kemdikbudristek yang meluncurkan Kurikulum Darurat di awal pandemi covid-19 pada 2020.
Kurikulum Darurat merupakan penyederhanaan kurikulum biasa untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran selama pandemi covid-19.
BACA JUGA: Pendiri KedaiKopi Berharap Pers Tetap Jadi Pilar Demokrasi
Menurut Nadiem, sekolah yang beralih ke Kurikulum Darurat memiliki angka learning loss yang lebih sedikit dibandingkan sekolah yang masih menggunakan Kurikulum 2013
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News