Apa Beda Halal, Muslim Friendly dan Family Friendly Tourism?

Apa Beda Halal, Muslim Friendly dan Family Friendly Tourism? - GenPI.co
Ketua Tim Percepatan Pariwisata Halal Kemenpar, Dr Anang Sutono ketika menjadi narasumber Sosialisasi Wisata Halal dan Pemetaan Zona Wisata di Pekanbaru, Rabu (31/7). (Foto: Heru/GenPI.co)

Menurut Anang, Halal Tourism dapat menjadi selling point utama bagi umat muslim di negara-negara mayoritas non muslim di mana produk dan jasa halal masih sulit ditemukan.

Kemudian, Halal Tourism menjadi jaminan mutu bahwa semua produk dan jasa yang ditawarkan sudah sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, halal tourism dapat mendorong pelaku industri untuk memenuhi ketentuan dari konsep halal. Untuk konteks di Indonesia, diperlukan karena masih ada produk yang tidak halal.

Di sisi lain, Halal Tourism membuat pelaku industri dan regulator pariwisata menjadi terikat dengan ketentuan halal/ Syariah yang infrastrukturnya masih perlu ditingkatkan. Sehingga, dibutuhkan kesadaran dari pelaku Industri pariwisata dan dimudahkan dari segi sertifikasi halal.

Muslim Friendly Tourism

Istilah ini bisa digunakan negara mayoritas Muslim namun tidak menggunakan hukum Islam sebagai dasar negara. Sehingga, terminologi Muslim Friendly Tourism dapat menjadi pembeda yang lebih jelas dibanding dengan Family Friendly Tourism.

Di sisi lainnya, Muslim Friendly Tourism akan menimbulkan degradasi terhadap komitmen Halal dari negeri tersebut. Kemudian, bagi negara-negara yang penduduknya adalah Muslim, memakai terminologi “Muslim Friendly” dapat menimbulkan pandangan bahwa negara tersebut tidak ramah bagi umat agama lain.

Terminologi ini lebih sesuai bagi negara-negara mayoritas Non Muslim, seperti Jepang, Korea dan Thailand.

Family Friendly Tourism

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya