Cerita Horor : Wanita Penunggu Rumah Nomor 13

Cerita Horor : Wanita Penunggu Rumah Nomor 13 - GenPI.co
Rumah nomor 13 itu seperti tak berpenghuni tapi ada aktivitasnya. Menyeramkan (Foto : Ilustrasi rumah kosong/Istimewa)

Peristiwa pertama, tepat dua bulan aku dan keluarga tinggal di rumah itu, ayah dan ibu sempat meninggalkan aku, kakakku, dan adikku yang masih TK di rumah sendirian. Mereka pergi reunian berdua saja di malam minggu, aku lupa tanggalnya. Aku dianggapnya sudah gede sehingga adik diikhlaskan dalam penjagaanku. 

Kakakku bukan orang yang pedulian sama adik. Dengan santainya dia hanya mengunci diri di kamar, gak peduli adikku sudah makan atau belum. Kalau aku saja sih gampang. Masak mie instant juga jadi. Lah, adikku yang kecil? Hellow apa kabar, kak? Ah, daripada gak waras mikirin dia, lebih baik aku membuat makanan untuk adikku. Mie instant dulu ya, dek. Maaf kalau di masa depan kamu akan dikenal sebagai generasi micin.

Aku beranjak ke dapur yang memiliki sekitar 4 atap bukaan dan hanya dilapisi plastik tebal bening. Jadi langsung menatap langit. Terkadang aku suka ngayal, ada yang mengintip dari sana. Entah orang, binatang, atau bukan keduanya. Kok agak merinding? Ah, buru-buru kulenyapkan pikiran aneh tersebut. Fokus masak mie instant. 

Kelar memasak mie, kumatikan kompor. DUG! Mendengar tembok belakang rumahku yang menempel dengan dinding wanita nomor 13 berbunyi keras sekali. Seperti dihantam benda tumpul. Kenapa gak roboh? Karena dua lapis. Dinding rumahku dan rumahnya. Jantungku berdetak kencang. DUG! Terdengar lagi suara yang sama, sampai 3 kali. Aku tak bergerak. Mau pingsan malu sama adik. Tapi itu suara apa, ya? Suaranya berhenti. Pelan-pelan kulangkahkan kaki dekat tembok dan mencoba menempelkan telingaku ke dinding belakang. Lalu ... 

Mbak, mienya dah jadi? adikku mengagetkanku! Sial, lah. Segera kubereskan membuat makanan untuk adikku. Lalu kami duduk-duduk manja di depan televisi.

Adek, kamu denger gak suara tadi? Bug, gitu. Kayak badan kita kalau digebukin pakai guling, dan jangan nanya, karena aku gak ada perumpamaan lain.

Engga tuh, jawab adikku singkat. What the hell. Pasti dia bohong. Suara sekeras itu harusnya terdengar paling tidak jarak 10 meter. Nah, panjang rumahku ada sekitar segitu. Auto adikku pasti denger, kan.

Adek kamu jangan bohong nanti dosa tau. Denger apa engga?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya