Tanpa Mendengar, Tunarungu Pun Bisa Menari

Tanpa Mendengar, Tunarungu Pun Bisa Menari - GenPI.co
Para siswa SLB Karya Bakti Don Bosco menari meramaikan Gramedia Book Fair 2019. Foto: Antonius Tejo

GenPI.co - Event tahunan Gramedia Book Fair 2019 yang diselenggarakan di Gedung Korpri Wonosobo kali ini menggandeng SLB/B Karya Bakti Don Bosco untuk mengisi rangkaian acara pameran pada Kamis (15/8). Berbagai pertunjukan yang ditampilkan antara lain adalah Tari Buto, Dance, Tari kowangan, dan tari Kalimantan/Dayak, juga pantomim.

"Terimakasih kepada panitia penyelenggara Gramedia Book Fair di Wonosobo atas kepedulian kepada kami sekolah SLB/B Karya Bakti, sekolah khusus tuna rungu, harapan kami semoga kepedulian, perhatian, terutama kerjasama yang memberi kesempatan kepada kami untuk ikut berkarya dan membuktikan sedikit bahwa dalam keterbatasan kami juga berkarya" ungkap Agus Suryawan,  koordinator SLB.

Menurut Agus, dengan latihan 4-5 bulan untuk 1 macam tarian, kesulitan tidak mendengar iringan menjadi masalah utama dalam latihan. Namun, ada beberapa solusi yang Agus dan guru kelas masing-masing terapkan.

BACA JUGAGanjar Pranowo Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan 1 Juta Jiwa

“Permasalahan utama adalah tidak bisa mendengar iringan lagu, namun kami bantu teman-teman untuk mengandalkan sisa pendengaran yang ada, menghitung gerakan dalam tarian dan juga merasakan getaran dari sound/sumber suara”, tambahnya.

Bayu Pamungkas, siswa kelas 8 asal Sukoharjo mengaku antusias karena bisa menunjukkan kemampuan menarinya

“Saya bisa menari dilihat banyak orang, saya senang dan bangga”, ucapnya.

Salah satu pengunjung Gramedia Book Fair, Aris Subagyo merasa terharu dan salut atas apa yang ditampilkan anak-anak SLB/B Karya Bakti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya