“Dari sanalah berbagai pendekatan menyumbangkan interpretasinya tentang Sriwijaya yang jaya itu. Interpretasinya tidak berhenti tetapi terus berkembang selaras dengan bukti-bukti baru." ujar Arkeolog Senior Sonny Ch Wibisono kepada GenPI.co.
"jadi proses menghasilkan pengetahuan tentang kerajaan ini bukan fiktif tetapi faktual karena selalu dinyatakan dengan bukti,” tambah arkelog yang kerap melakukan penggalian di wilayah Jambi ini.
Sebelumnya Ridwan Saidi memyenut bahwa Sriwijaya adalah kerajaan fiktif yang sebenarnya adalah gerombolan bajak laut. Ujaran ini lalu membuat heboh karena dimuat dalam sebuah video dan disebarkan oleh akun Youtube yang cukup populer.
Sementara Tim Ahli Cagar Budaya Sumatra Selatan Yudhi Syarofie mengatakan kepada GenPI. co bahwa dia tidak terlalu mengambil pusing ujaran tersebut. Menurutnya pada kesempatan sebelumnya orang yang sama pernah mengatakan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya berada di Jambi, kerajaan yamg sekarang dikatakan fiktif itu.
Pendapat senada juga disampaikan oleh Kepala Balai Arkeologi Sumatra Selatan Budi Wiyana. Kepada GenPI, Budi mengatakan ujaran itu diabaikan saja lantaran tak berdasar.
Sementara Arkeolog Balar Sumsel Retno Purwanti mengatakan bahwa bukti keberadaan Sriwijaya terlalu kuat untuk dikatakan fiktif
"Jadi wong Palembang tetaplah teguh dan jangan goyah, tetaplah bangga dengan Sriwijayanya karena tidak semua tempat punya heritage jaya seperti itu."
Pada akhirnya, nampaknya ujaran bahwa Sriwjaya fiktif adalah ujaran yang fiktif dan tidak ditanggapi serius oleh para pakar.
Simak video pilihan redaksi berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News