GenPI.co - Kementerian Agama Pontianak menghadirkan mantan teroris sebagai pembicara dalam diskusi kelompok bertema (FGD) dengan topik moderasi beragama.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Rumah Ada Melayu, Kamis (14/7).
Mantan teroris yang dihadirkan itu ialah Ken Setiawan, bekas komandan NII Wilayah 9 dan pendiri NII Crisis Centre (Pusat Rehabilitasi Korban NII dan Radikalisme).
BACA JUGA: Jangan Bergantung kepada BNPT dan Densus 88 untuk Cegah Terorisme
Lalu, ada Rosnazizi, bekas narapidana teroris asal Singkawang yang pernah terpapar radikalisme.
Setiawan mengatakan radikalisme sebenarnya virus yang bisa menimpa siapa saja, sehingga perlu pemahaman Pancasila dengan baik dan pengamalan yang benar.
BACA JUGA: Densus 88 Ungkap Pendanaan Teroris, BNPT Usut Keterlibatan ACT
Menurutnya, dia bisa terpapar virus radikal karena menganggap Pancasila itu sebagai pujaan berhala, padahal konsep Pancasila sudah finis secara utuh sebagai falsafah negara Indonesia.
Setiawan juga mengaku dirinya dulu belajar dengan guru yang salah, sehingga memahami tafsir-tafsir dengan cara yang salah.
BACA JUGA: Radikalisme Menjiwai Semua Aksi Terorisme, Kata BNPT
“Saya juga menganggap Pancasila itu pujaan berhala, padahal sejatinya, tidak ada pertentangan dalam Pancasila mengenai ajaran-ajaran agama,” katanya, dilansir dari Antara, Jumat (15/7).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News