Sebab, gaya busana bagian dari budaya yang bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Ruang kota menawarkan tantangan baru yakni kesempatan untuk mendorong pembentukan budaya mengikuti budaya yang bisa diterima adalah fashion,” jelasnya.
Selain itu, gaya busana yang digunakan para komunitas Citayam ini berasal dari baju pinjaman atau membeli dengan harga murah.
BACA JUGA: Bukan di Dukuh Atas, Citayam Fashion Week Bakal Pindah Lokasi
Hal itu tentu berbeda dengan yang dilakukan oleh kaum muda perkotaan kelas menengah.
“Menggunakan baju pinjaman sampai dengan membeli dengan harga murah, hal inilah yg membentuk kritik konsumsi fashion kaum muda kota yang terjebak memakai baju produk industri,” katanya.
BACA JUGA: Viral Citayam Fashion Week Bikin Macet, Kasihan Ojek Online
Tak hanya itu, kaum muda ini, menurut Derajat Sulistyo, juga menggunakan media digital untuk memperkuat gaung ruang ekspresi budaya baru mereka.
“Kaum muda di sana paham betul jika Jakarta adalah ruang yang bisa mewakili daya tarik dan meningkatkan audiens. Mereka dengan sadar menjadikan Jakarta sebagai ruang penciptaan budaya,” paparnya.(*)
BACA JUGA: Gara-gara Citayam Fashion Week, Lalu Lintas Tersendat dan Ruwet
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News